Selasa 08 Feb 2022 10:51 WIB

Dua Calon Penerus Abbas Duduki Posisi Tinggi PLO

Dua calon penerus Presiden Palestina ditunjuk untuk menduduki posisi tertinggi PLO

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Presiden Palestina Mahmoud Abbas
Foto: EPA-EFE/ FELIPE TRUEBA
Presiden Palestina Mahmoud Abbas

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Sebanyak dua calon penerus Presiden Palestina Mahmoud Abbas ditunjuk untuk menduduki posisi teratas di Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) pada Senin (7/2/2022). Abbas saat ini telah berusia 86 tahun dengan riwayat penyakit jantung belum mengusulkan penggantinya.

Kantor berita resmi Palestina WAFA mengatakan Dewan Pusat PLO yang beranggotakan 141 orang menunjuk Hussein Al-Sheikh. Sosok ini merupakan kepercayaan Abbas yang berfungsi sebagai penghubung utama dengan Israel dan Amerika Serikat ke Komite Eksekutif PLO. Dia kemungkinan akan menggantikan almarhum Saeb Erekat sebagai sekretaris jenderal komite.

Baca Juga

Dewan Pusat PLO pun memilih Rawhi Fattouh yang merupakan ajudan Abbas lainnya, untuk mengepalai badan pembuat keputusan tertinggi PLO, Dewan Nasional. Penetapan ini dilakukan dalam pertemuan dewan untuk pertama kalinya dalam hampir empat tahun.

Kedua orang itu dicalonkan oleh Abbas yang didukung Barat dan partai Fatah sebagai calon penerus. Mereka tidak diharapkan untuk mempromosikan perubahan kebijakan atas penanganan konflik dengan Israel.

Gerakan Hamas dan Jihad Islam menolak undangan untuk menghadiri sesi dua hari Dewan Pusat PLO yang dimulai pada Ahad (6/2). Kedua kelompok itu mengatakan Abbas harus melembagakan reformasi pembagian kekuasaan terlebih dahulu.

"Penunjukan ini tidak sah, ilegal dan tidak memiliki konsensus (nasional). Ini tidak lain hanyalah pemindahan tim (Abbas)," kata juru bicara Hamas Fawzi Barhoum di Gaza.

Abbas mengepalai PLO dan Otoritas Palestina, yang menjalankan pemerintahan sendiri secara terbatas di Tepi Barat yang diduduki Israel. Saingan utamanya, Hamas, menguasai Jalur Gaza, yang juga merupakan kubu Jihad Islam.

Kedua kelompok itu menuduh Abbas, tidak berbuat cukup untuk menyembuhkan perpecahan Palestina dengan menahan pemungutan suara. Abbas menyalahkan Hamas atas perpecahan saat ini. Presiden Palestina itu tidak mengadakan pemilihan presiden sejak 2005.

Analis Palestina mengatakan penunjukan Dewan Pusat dapat meningkatkan prospek Sheikh dan Fattouh untuk menggantikan Abbas. Nmaun perpecahan internal dan penantang potensial lainnya mengaburkan gambaran politik.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement