Selasa 08 Feb 2022 07:13 WIB

Ekonomi Kaltim Tumbuh 2,48 Persen Sepanjang 2021

Dari sisi produksi, pertumbuhan terbesar terjadi pada lapangan usaha jasa kesehatan.

Rep: ANTARA/ Red: Fuji Pratiwi
Logo BPS. Perekonomian Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) sepanjang 2021 mengalami pertumbuhan 2,48 persen.
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Logo BPS. Perekonomian Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) sepanjang 2021 mengalami pertumbuhan 2,48 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Perekonomian Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) sepanjang 2021 mengalami pertumbuhan 2,48 persen, atau dengan capaian Rp 484,3 triliun berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan.

"Dari sisi produksi, pertumbuhan terbesar terjadi pada lapangan usaha jasa kesehatan dan kegiatan sosial yang mencapai 13,34 persen," ujar Koordinator Fungsi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Provinsi Kaltim Yusniar Juliana di Samarinda, Kaltim, Senin (7/2/2022).

Baca Juga

Sedangkan dari sisi pengeluaran, semua komponen tumbuh positif dengan pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB) yang sebesar 8,03 persen. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi tahun 2021 terjadi di semua provinsi di Pulau Kalimantan. Sedangkan Provinsi Kaltim memberikan kontribusi tertinggi hingga mencapai 49,66 persen dengan pertumbuhan sebesar 2,48 persen.

Pertumbuhan yang tercatat 2,48 persen ini secara umum karena mulai melandai nya kasus Covid-19, meski di tahun tersebut sempat ada kenaikan kasus Covid-19 yang kemudian pemerintah menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

Dampak dari PPKM tersebut, lanjut Yuliana, terlihat dari pertumbuhan PDRB secara kuartalan, yakni pada kuartal III 2021 terjadi perlambatan pertumbuhan ditinjau dari sisi lapangan usaha. "Dari adanya PPKM, kemudian berdampak pada perlambatan di beberapa lapangan usaha, antara lain pada kuartal III 2021, lapangan usaha perdagangan tumbuh negatif 0,26 persen ketimbang kuartal II 2021," kata dia.

Kemudian pada lapangan usaha transportasi dan pergudangan mengalami pertumbuhan negatif 3,72 persen, jika dibandingkan dengan kuartal II 2021.

Lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum yang di dalamnya terdapat hotel dan restoran, mengalami pertumbuhan negatif 3,55 persen ketimbang kuartal sebelumnya. "Untuk lapangan usaha industri pengolahan yang di dalamnya ada industri kilang migas pun mengalami pertumbuhan negatif pada kuartal III 2021, akibat dari menurunnya aktivitas masyarakat jika dibandingkan kuartal sebelumnya," ujar Yuliana.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement