Senin 07 Feb 2022 21:06 WIB

Pemkot Surabaya Akui Ada 87 ASN Tinggal di Rusunawa

Dari jumlah itu, 65 ASN merupakan ASN aktif, sisanya pensiunan ASN.

Rusunawa. Pemerintah Kota Surabaya mengakui ada 87 aparatur sipil negara (ASN) yang tinggal di rumah susun sewa sederhana (rusunawa) yang semestinya peruntukannya untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Foto: ANTARA/Oky Lukmansyah
Rusunawa. Pemerintah Kota Surabaya mengakui ada 87 aparatur sipil negara (ASN) yang tinggal di rumah susun sewa sederhana (rusunawa) yang semestinya peruntukannya untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota Surabaya mengakui ada 87 aparatur sipil negara (ASN) yang tinggal di rumah susun sewa sederhana (rusunawa) yang semestinya peruntukannya untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman serta Pertanahan (DPRKPP) Kota Surabaya Irvan Wahyudradjad mengatakan, pihaknya telah melakukan pendataan dan verifikasi ulang penghuni rusunawa mulai Januari 2022 hingga saat ini.

"Hasilnya, memang ada beberapa penyimpangan soal penghuni rusun itu," katanya, Senin (7/2/2022).

Baca Juga

Menurut Irvan, penyimpangan tersebut di antaranya ada sejumlah penghuni rusunawa yang tidak masuk ke dalam MBR. Padahal, jika sesuai Peraturan Daerah (Perda), peruntukan rusun itu untuk MBR.

Bahkan, ketika ada temuan dari anggota DPRD Surabaya bahwa ada penghuni rusun dari ASN, Irvan juga tidak menyangkalnya. Ia menyebutkan bahwa berdasarkan data yang dimilikinya, ada sebanyak 87 ASN yang masih menghuni rusun, terdiri dari 65 ASN aktif dan 22 di antaranya pensiunan ASN.

"Tentunya, penanganannya berbeda-beda antara ASN yang masih aktif dan pensiunan, masih kami kaji lebih lanjut. Namun yang pasti, kalau ASN aktif tidak akan masuk ke dalam data MBR," katanya.

Irvan juga tidak mengelak ketika ditanya soal penghuni rusun yang banyak membawa mobil. Ia juga memastikan akan memverifikasi setiap penghuni rusun yang membawa mobil itu, apakah mobil itu hanya dititipkan, punya usaha rental mobil atau si penghuni itu menggunakan mobilnya untuk taksi daring.

"Seharusnya, di rusun yang penghuninya MBR, tidak mungkin membawa mobil, karena juga tidak ada parkir untuk mobil, makanya kita verifikasi lebih lanjut," katanya.

Bahkan, saat itu, Irvan juga menduga ada salah satu oknum penghuni yang memindahtangankan rusunnya atau bahkan menjual belikan rusun itu. Namun, lanjut dia, ini sifatnya masih dugaan, makanya pihaknya terus menggalakkan verifikasi itu karena sudah tidak sesuai dengan peruntukannya.

"Jadi, kami melakukan verifikasi ulang kepada semua penghuni rusun di Surabaya. Kami evaluasi dan kami juga memohon maaf apabila penghuni itu tidak masuk ke dalam MBR. Kami akan minta untuk keluar dari rusun, kami akan gantikan ke warga yang lebih berhak, apalagi saat ini ada sebanyak 11 ribu antrean yang ingin masuk ke rusun," katanya.

Menurutnya, saat ini ada 20 rusunawa yang dikelola Pemkot Surabaya. Adapun 20 rusunawa tersebut adalah Rusunawa Urip Sumoharjo, Dupak Bangunrejo, Sombo, Penjaringansari, Warugunung, Wonorejo, Tanah Merah, Randu, Grudo, Pesapen, Jambangan, Siwalankerto, Romokalisari, Keputih, Bandarejo, Gununganyar Sawah, Dukuh Menanggal, Tambak Wedi, Indrapura, dan Babat Jerawat.

"Dari 20 rusun ini, total ada 103 blok dengan 4.890 unit. Luasnya berbeda-beda setiap rusun," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement