Senin 07 Feb 2022 23:30 WIB

Ampuh Sampaikan Tiga Solusi Kurangi Penumpukan Jamaah Umroh di Bandara Soekarno-Hatta

Umroh jamaah Ampuh Sampaikan Tiga Solusi Kurangi Penumpukan di Bandara Soeta

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
Maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia pada hari ini, Rabu (12/1)  kembali melayani  penerbangan umroh bagi jamaah Indonesia.
Foto: dok. Istimewa
Maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia pada hari ini, Rabu (12/1)  kembali melayani  penerbangan umroh bagi jamaah Indonesia.

IHRAM.CO.ID,JAKARTA--Wakil Ketua Umum Afiliasi Mandiri Penyelenggara Umroh Haji (Ampuh), Tri Winarto memberikan tiga opsi agar jamaah positif Covid-19 setelah tujuh hari karantina tidak lama menunggu di hotel dengan tambahan biaya yang besar. Waktu tunggu yang lama ini meyebabkan penumpukan di Bandara Soekarno Hatta.

"Solusinya pertama agar mengurangi penumpukan maka fungsikan bandara di daerah yang kedua pengurangan waktu karantina, ketiga bisa juga hotel yang sudah berkomitmen untuk karantina kedatangan dari Saudi bisa dialokasikan 10 persennya. 10 persen kamar khusus untuk jamaah yang positif," kata Tri Winarto saat dihubungi Republika, Ahad (7/1/2022).

Baca Juga

Sehingga ketika di hari keenam itu hasil PCR nya positif, jamaah bisa ditempatkan di tempat yang 10 persen tadi. Kebijakan ini juga bisa mengurangi over kapasitas yang ada di Wisma Atlet.

Menurutnya jamaah sudah jenuh dengan perjalanan umroh di masa pandemi ini dengan total 20 perjalanan. Karena umroh di masa pandemi ini jamaah harus karantina.

"Jamaah harus dikurang karantinanya di Indonesia yang memang notabane nya yang sudah sangat lama dalam satu perjalanan umroh 20 hari," katanya. 

Untuk itu kata dia, Kementerian Kesehatan dalam hal ini Satgas Covid-19  bisa mengaktifkan bandara-bandara di daerah yang tentu memiliki fasilitas yang sama seperti yang ada di Jakarta. Dan juga embarkasi haji yang ada di Surabaya Medan, Solo, Jogja dan sekitarnya juga terdapat hotel-hotel yang memiliki kualitas dan kuantitas yang banyak tentu bisa menjadi solusi

"Sehingga tidak hanya Jakarta dan kebijakan satu pintu memang mendesak untuk dievaluasi," katanya.

Menurutnya, sudah saatnya pamerintah mengurangi masa karantina seperti yang telah dilakukan pemerintah Arab Saudi. Di mana karantina di Ara Saudi hanya empat malam bagi seluruh warga negara seluruh dunia yang baru datang ke Saudi.

"Ini tentu menjadi kebijakan yang bagus untuk diterapkan di Indonesia, sehingga bisa mengurangi kepadatan di Wisma Atlet," kataya.

Karena sirkulasinya perputarannya antara yang masuk dan keluar tentu bisa ditekan. Karena waktu karantinanya singkat tidak tujuh malam lagi yang membuat jamaah jenuh.

"Akan tetapi sudah empat malam saja. Hal-hal semacam ini penting diperhatikan pemerintah," katanya.

Tri memahami, negara memang memiliki politik untuk menjaga warganya dari pandemi, tetapi jangan lupa rakyat juga memiliki keinginan untuk beribadah di tanah suci  yang harus difasilitasi 

"Dua hal ini harus seiring sehingga kepentingan-kepentingan yang ada bisa dilakukan solusinya secara bersama," katanya.

 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement