Senin 07 Feb 2022 18:48 WIB

Harga Minyak Dunia Melambung, Pemerintah Perlu Waspadai Beban Subsidi di APBN

Kenaikan harga minyak dunia juga akan mendongkrak penerimaan negara.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Harga minyak dunia (ilustrasi). Harga minyak dunia terus mengalami peningkatan hingga saat ini mencapai 94 dolar AS per barel. Di tengah kondisi ini, pemerintah perlu waspada dalam penyaluran subsidi.
Foto: REUTERS/Max Rossi
Harga minyak dunia (ilustrasi). Harga minyak dunia terus mengalami peningkatan hingga saat ini mencapai 94 dolar AS per barel. Di tengah kondisi ini, pemerintah perlu waspada dalam penyaluran subsidi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga minyak dunia terus mengalami peningkatan hingga saat ini mencapai 94 dolar AS per barel. Di tengah kondisi ini, pemerintah perlu waspada dalam penyaluran subsidi.

Direktur Eksekutif CORE Indonesia, Muhammad Faisal menjelaskan kenaikan harga minyak dunia memang berdampak pada dua hal. Pertama, dari sisi penerimaan dengan kenaikan harga minyak dunia maka akan mendongkrak penerimaan negara dalam hal ini pajak dan PNBP.

Baca Juga

"Apalagi, PNBP Migas ini kan angkanya besar ya. Dan pasti akan meningkatkan penerimaan negara," ujar Faisal kepada Republika.co.id, Senin (7/2/2022).

Hanya saja, Faisal menilai pemerintah tetap harus waspada. Sebab, dampak kedua dari kenaikan harga minyak dunia berimbas pada belanja pemerintah. Sampai saat ini pemerintah masih mempunyai skema subsidi.

Apalagi, beberapa kebijakan subsidi BBM dan elpiji hari ini disinyalir meningkat karena masyarakat menyasar komoditas yang lebih murah. "Misalnya, kebijakan premium  pertalite. Bisa jadi kalkulasinya baru juga. Biaya subsidi akan lebih besar dari sebelumnya? Itu perlu dilihat. Tingkat subsidi BBM di APBN, ini perlu dilihat," ujar Faisal.

Meski begitu, menurut hitung hitungan Faisal kondisi APBN di tengah kenaikan harga minyak saat ini malah menguntungkan. Sebab, angka subsidi yang tiap tahun makin tipis bisa ditutupi dari surplus penerimaan.

"Akhirnya, secara kumulatifnya dibandingkan penerimaan dan pengeluaran dalam hal ini subsidi pasti lebih besar penerimaan. Setiap ada peningkatan harga minyak, terutama lebih dari asumsi makro secara kumulatif lebih positif ke APBN. Lebih ke surplus," ujar Faisal.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement