Senin 07 Feb 2022 21:00 WIB

Perjuangan Abdullah bin Zubair Melawan Serangan Musuh Saat Ibadah Haji

Perjuangan Abdullah bin az-Zubair Melawan Serangan Musuh Saat Ibadah Haji arab.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
Perjuangan Abdullah bin Zubair Melawan Serangan Musuh Saat Ibadah Haji. Foto:  Suasana Makkah di masa puncak musim haji tempo dulu
Foto: saudigazette.com
Perjuangan Abdullah bin Zubair Melawan Serangan Musuh Saat Ibadah Haji. Foto: Suasana Makkah di masa puncak musim haji tempo dulu

IHRAM.CO.ID,JAKARTA--Perjalanan ibadah haji tidak seaman dan selancar saat ini. Pada masa silam perjalanan haji bisa bertaruh nyawa, karena menerima serangan dari musuh. 

Abdurrahman Ahmad As-Sirbuny dalam bukunya 198 Kisah Haji Wali-Wali Allah,  menuliskan bagaimana perjuangan sahabat Rasulullah, Abdullah bin az-Zubair ra ketika menjelang akhir kekuasaannya, di mana dia berhaji sambil melawan serangan musuhnya dari Hajjaj bin Yusuf ats-Tsaqafi.

Baca Juga

Untuk menyerangan Khalifah Abdullah bin az-Zubair ra, Hajjaj bin Yusuf ats-Tsaqafi segera memimpin 3.000 orang pasukannya untuk menyerang pasukan Ibnu az-Zubair ra yang sedang melaksanakan haji. Terjadilah pertempuran hebat di antara keduanya. Akibatnya, Ibnu az-Zubair ra. dan pasukannya tidak bisa wukuf di Arafah. 

"Mereka hanya dapat bertahan di dalam Masjidil Haram," tulis Abdurrahman Ahmad As-Sirbuny.

Dalam kondisi demikian, beliau banyak bersimpuh di hadapan Kakbah memohon perlindungan kepada Allah. Kemudian Al-Hajjaj memasang katapel-katapel raksasa di Gunung Abi Qubais dan melempari pasukan Ibnu az-Zubair ra yang berada di dalam Masjidilharam dengan bebatuan, sehingga pasukan Abdullah bin az-Zubair ra. kocar-kacir.

Tidak kurang dari tujuh bulan diperlukan untuk menghujani Kota Suci Makkah dan Ka'bah dengan bombardir pasukan Al-Hajjaj untuk melumpuhkan perlawanan Ibnu Zubair. 

Ketika Ibnu az-Zubair ra. mendapati kematian telah mengepungnya, beliau menjumpai ibunya, yaitu Asma' binti Abu Bakar ra dan mengatakan kepadanya.

“Wahai, Ibu, orang-orang telah meninggalkanku. Sampai pula keluarga dan anak anakku. Tidak ada lagi yang bersamaku kecuali segelintir orang dan orang-orang yang tidak memiliki kesabaran sesaat. Sedangkan kaum itu (Hajjaj dan pasukannya) akan memberiku apa yang aku inginkan dari perkara dunia. Apakah pendapatmu?"

Asma' ra. menjawab, “Engkau, demi Allah, wahai anakku, lebih mengetahui tentang dirimu. Bila engkau mengetahui bahwa engkau di atas kebenaran dan engkau menyeru kepada kebenaran, maka lanjutkan. 

Sungguh para pengikutmu telah gugur di atasnya. Jangan engkau biarkan anak ingusan dari Bani Umayyah mempermainkan lehermu. Bila engkau menginginkan dunia, engkau adalah sejelek-jelek hamba. Engkau membinasakan dirimu dan orang-orang yang mati bersamamu. Bila engkau mengatakan: Aku berada di atas kebenaran tetapi ketika pengikutku melemah, aku pun ikut melemah, maka ya demikian ini bukan sikap seorang yang merdeka dan bukan pula sikap seorang yang punya agama, berapa lama kehidupanmu di dunia?.Mati adalah lebih baik."

Ibnu az-Zubair ra. mengatakan, “Wahai, Ibu, aku khawatir bila orang-orang Syam membunuhku, mereka akan mencincangku dan menyalibku."

Ibunya menjawab, “Wahai, anakku, sesungguhnya kambing tidak merasakan sakit ketika disayati kulitnya setelah disembelih. Berjalanlah atas apa yang engkau ketahui dan mintalah pertolongan kepada Allah."

Lalu Abdullah ra. mencium kening ibunya sambil mengatakan, "Inilah pendapatku dan yang aku keluar dengannya, tidak ada yang membuatku keluar kecuali kemarahan karena Allah. Akan tetapi, aku ingin mengetahui pandanganmu dan sungguh engkau telah menambahkan ilmu padaku. Maka lihatlah wahai, Ibu, aku akan menjadi orang yang gugur pada hari ini. Janganlah kesedihanmu menjadi-jadi,dan serahkanlah urusan kepada Allah."

Ibunya mengatakan, “Aku berharap semoga duka citaku atas kematianmu baik. Ya Allah, aku telah menyerahkannya kepada keputusanMu. Aku juga rela terhadap terhadap apa yang akan Engkau takdirkan. Maka berilah aku pahala karena kehilangannya berupa pahala orang-orang yang sabar."

Setelah menjumpai ibunya, beliau keluar dan berperang dengan gagah berani sampai akhirnya beliau gugur. Ibnu Zubair ra, tertang kap dan dibunuh Hajjaj bin Yusuf pada tanggal 17 Jumadilawal 73 H atau 4 Oktober 692. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement