Senin 07 Feb 2022 00:55 WIB

Mengolah Limbah Batu Bara Menjadi Paving Block

Limbah batu bara tidak lagi dikategorikan B3 dan bisa diolah menjadi bahan bangunan.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Nora Azizah
Proses pembuatan paving block berbahan dasar limbah batu bara fly ash dan bottom ash (Faba).
Foto: Republika/dadang kurnia
Proses pembuatan paving block berbahan dasar limbah batu bara fly ash dan bottom ash (Faba).

REPUBLIKA.CO.ID, PROBOLINGGO -- PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) melalui Unit Bisnis Jasa Operasi dan Perawatan Paiton, Probolinggo mengolah limbah batu bara Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) menjadi bahan bangunan. General Manager PT PJB Unit Pembangkitan Paiton Agus Prasetyo Utomo menjelaskan, limbah yang diolah merupakan material berupa debu halus atau disebut fly ash, dan debu kasar atau bottom ash.

Fly ash dan bottom ash (Faba) sebelumnya memang dikategorikan bahan berbahaya beracun atau B3 sehingga tidak sembarang dimanfaatkan. Namun sejak 2021, limbah tersebut tidak lagi dikategorikan sebagai limbah B3. Sejak saat itu lah PT PJB mulai memanfaatkan limbah tersebut, yang salah satunya diolah menjadi paving block.

Baca Juga

Rumah percontohannya yang dibangun menggunakan material Faba telah berdiri di lahan seluas 120 meter persegi di Desa Binor, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo. Agus memastikan pembangunan menggunakan material Faba mampu menghemat biaya hingga 30 persen. Salah satunya karena tidak membutuhkan banyak semen. 

"Contoh perbandingannya, jika menggunakan bahan bangunan konvensional membutuhkan sebanyak 10 sak semen, dengan bahan Faba cukup empat sak saja," ujarnya, Ahad (6/2/2022).

Agus menegaskan, Faba tersebut memang bisa menjadi bahan pengganti semen. Faba yang dihasilkan juga diakuinya turut dimanfaatkan untuk membangun akses jalan di daeeah terdampak erupsi Gunung Semeru di Lumajang. PJB mengirimkan 100 ton Faba untuk pengecoran jalan sepanjang 150 meter, dengan lebar 2,5 meter.

"Itu akses ke titik yang sedang dibangun Huntara dan Huntap untuk warga terdampak. Di sana jalnnya kan memang masih tanah. Sampai ke sana akses jalan warga menuju Huntara becek dan banyak genangan di mana-mana," ujar Agus.

Agus menjelaskan, dalam satu tahun PLTU Paiton rata-rata menghasilkan sebanyak 110 ribu ton Faba. Sejauh ini, limbah Faba yang dimanfaatkan baru sekitar 30 persen. PJB pun gencar mempromosikan pemanfaatan Faba bagi pelaku UMKM, khususnya pengrajin paving block.

Agus melanjutkan, dalam setahun terakhir pihaknya mampu memproduksi sekitar 450 paving block maupun batu bata bernahan dasar Faba. Agus mengaku, paving block maupun batu bata yang dihasilakn sementara tidak dijualbelikan, dan hanya untuk program tanggung jawab sosial perusahaan  (CSR). 

"Semisal untuk membantu pembangunan masjid dan perbaikan jalan desa atau kampung di wilayah Kabupaten Probolinggo," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement