Sabtu 05 Feb 2022 15:28 WIB

Bloomberg Salah Laporkan tentang Invasi Rusia ke Ukraina

Bloomberg secara tidak sengaja menerbitkan berita Rusia menyerang Ukraina

Rep: Puti Almas/ Red: Christiyaningsih
Tentara turun dari helikopter militer di atas tempat pelatihan selama latihan komando dan staf strategis Center-2019 di lapangan tembak Donguz dekat Orenburg, Rusia, 20 September 2019. Bloomberg secara tidak sengaja menerbitkan berita Rusia menyerang Ukraina. Ilustrasi.
Foto: AP/Sergei Grits
Tentara turun dari helikopter militer di atas tempat pelatihan selama latihan komando dan staf strategis Center-2019 di lapangan tembak Donguz dekat Orenburg, Rusia, 20 September 2019. Bloomberg secara tidak sengaja menerbitkan berita Rusia menyerang Ukraina. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW — Media Bloomberg dilaporkan menerbitkan laporan mengenai headline tentang invasi Rusia ke Ukraina. Meski demikian, laporan itu saat ini terlihat sudah dihapus.

Dalam sebuah pernyataan, Bloomberg juga mengatakan menyiapkan berita utama mengenai ‘Rusia Menyerang Ukraina’ yang secara tidak sengaja sudah diterbitkan pada Jumat (4/2/2022) pukul 16.00 di situs web media tersebut.

Baca Juga

“Kami sangat menyayangkan kesalahan tersebut. Judulnya telah dihapus dan kami sedang menyelidiki penyebabnya,” ujar pernyataan dari Bloomberg seperti dilansir Bernama, Sabtu (5/2/2022).

Dalam beberapa bulan terakhir, Rusia dituduh memusatkan pasukan di dekat perbatasan Ukraina yang diduga sebagai langkah untuk mempersiapkan invasi. Meski demikian, Moskow berulang kali mengatakan mereka tidak berniat menyerang Ukraina.

Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan negaranya tetap terbuka untuk melakukan pembicaraan dengan Amerika Serikat (AS) dan sekutu-sekutunya untuk meredakan ketegangan terkait masalah Ukraina. Ia berpendapat bahwa merundingkan kepentingan semua pihak perlu dilakukan.

Perundingan yang dilakukan oleh Rusia bersama dengan AS dan negara-negara Barat sejauh ini masih gagal menghasilkan kemajuan apa pun. Washington dan sekutu yang tergabung dalam NATO telah menolak permintaan Moskow untuk menghentikan ekspansi ke Ukraina serta negara-negara bekas Uni Soviet lainnya.

Putin berpendapat penolakan sekutu Barat untuk memenuhi tuntutan Rusia melanggar kewajiban mereka terhadap integritas keamanan bagi semua negara. Ia memperingatkan bahwa aksesi Ukraina ke NATO dapat menyebabkan situasi di mana pihak berwenang Ukraina melancarkan aksi militer untuk merebut kembali kendali atas Krimea atau daerah yang dikendalikan oleh separatis yang didukung Rusia di wilayah timur negara itu.

sumber : Bernama
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement