Sabtu 05 Feb 2022 13:02 WIB

Ratu Inggris Tandai 70 Tahun Memimpin Tanpa Perayaan

Ratu Elizabeth akan menandai 'Hari Aksesi' secara pribadi seperti biasa.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Ratu Elizabeth II menandai 70 tahun takhta Inggris pada Ahad (6/2/2022).
Foto: Steve Parsons/Pool via AP
Ratu Elizabeth II menandai 70 tahun takhta Inggris pada Ahad (6/2/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Ratu Elizabeth II menandai 70 tahun takhta Inggris pada Ahad (6/2/2022). Meski menjadi tonggak sejarah yang tidak pernah dicapai oleh pendahulunya selama 1.000 tahun terakhir, dia tidak akan merayakannya.

Perempuan berusia 95 tahun ini akan menandai 'Hari Aksesi' secara pribadi seperti biasa, tidak melihatnya sebagai sesuatu untuk dirayakan. Namun, Kerajaan Inggris akan mengadakan empat hari acara nasional untuk menandai Platinum Jubilee pada Juni.

Baca Juga

"Meskipun ini adalah momen untuk perayaan nasional, itu akan menjadi hari dengan perasaan campur aduk bagi Yang Mulia karena hari itu juga menandai 70 tahun sejak kematian ayah tercintanya George VI," ujar Perdana Menteri Boris Johnson.

Elizabeth II menjadi ratu Inggris dan lebih dari selusin kerajaan lainnya termasuk Kanada, Australia, dan Selandia Baru setelah kematian ayahnya Raja George VI pada 6 Februari 1952. Momen ini terjadi saat dia berada di Kenya untuk tur internasional. Berita itu disampaikan kepadanya oleh suaminya Pangeran Philip, yang meninggal tahun lalu dalam usia 99 tahun setelah lebih dari tujuh dekade di sisinya.

Sosok Ratu Elizabeth II terus menjalankan tugas resmi hingga usia 90-an, tetapi jarang terlihat di depan umum sejak menghabiskan malam di rumah sakit Oktober tahun lalu. Dia mengidap penyakit yang tidak ditentukan dan kemudian diinstruksikan oleh dokter untuk beristirahat.

Tapi, Istana Buckingham pada Jumat (4/2/2022), merilis rekaman menunjukkan barang-barang yang dilihat dari pesta kerajaan sebelumnya, seperti kipas yang diberikan kepada nenek buyutnya Ratu Victoria untuk menandai tahun ke-50 takhta pada 1887. Benda ini ditandatangani oleh keluarga, teman, dan politisi.

Meski menempatkan sejarah baru, Elizabeth II justru tidak ditakdirkan untuk menjadi raja pada saat kelahirannya. Dia menjadi ratu karena pamannya Edward VIII turun takhta untuk hidup bersama janda asal Amerika Serikat, Wallis Simpson.

Tapi pada 2015, Elizabeth II mengambil alih Victoria sebagai penguasa terlama di Inggris dalam garis yang menelusuri asal-usulnya kembali ke Raja Norman William I dan penaklukannya pada 1066 atas Inggris. "Tidak dapat dihindari bahwa umur panjang dapat melewati banyak tonggak sejarah, saya sendiri tidak terkecuali," kata Elizabeth pada 2015 menyatakan rekor itu bukan yang pernah dicita-citakan.

Ratu pun telah menjadi sosok yang menjulang tinggi di Inggris selama tujuh dekade. Selama waktu itu dia telah mengawasi perubahan sosial, ekonomi dan politik yang besar, termasuk berakhirnya Kerajaan Inggris.

Ketika naik takhta, Josef Stalin, Mao Zedong, dan Harry Truman masing-masing menjalankan Uni Soviet, Cina, dan Amerika Serikat, sementara Winston Churchill adalah perdana menteri Inggris. Termasuk Churchill, dia telah dilayani oleh 14 perdana menteri. Selama masa pemerintahannya, ada 14 presiden AS, yang semuanya dia temui kecuali Lyndon Johnson.

Hanya segelintir raja yang pernah dianggap memerintah lebih lama dari Elizabeth. Raja Louis XIV dari Prancis, yang membangun istana Versailles, dianggap memegang rekor negara berdaulat. Dia memerintah selama 72 tahun, sementara Sobhuza II adalah raja Swaziland selama hampir 83 tahun hingga kematiannya pada 1982.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement