Sabtu 05 Feb 2022 01:06 WIB

Empat Kali Bangkrut, Owner Haula Toys Lakukan Ini untuk Bangkit Lagi

Haula Toys adalah usaha mainan edukatif berbasis kayu yang merangsang kreatifitas.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Andi Nur Aminah
Solahudin Fuadi, owner mainan edukasi Haula Toys
Foto: Jagalilin
Solahudin Fuadi, owner mainan edukasi Haula Toys

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Lahirnya putri pertama Solahudin Fuadi (51 tahun) pada 1998 silam menjadi awal dirintisnya usaha mainan edukasi berbahan dasar kayu. Ide ini berangkat dari kisah dimana Solahudin dan istrinya ingin membelikan mainan bersifat edukatif dan merangsang kreatifitas putri pertamanya, Haula.

Di tengah kondisi krismon, kala itu ia dan istrinya tengan berjalan-jalan di mal Pondok Indah Mall (PIM). Di situ keduanya melihat mainan yang sesuai dengan keinginan mereka berdua. Sayangnya kondisi perekonomian mereka kala itu tidak memungkinkan untuk digunakan membeli mainan tersebut.

Baca Juga

Singkat cerita, bak gayung bersambut, Solahudin bertemu dengan seorang pengrajin kayu dari perusahaan mainan yang hampir bangkrut kala itu. Ia pun meminta pengrajin itu membuat tiga jenis mainan edukatif berbahan dasar kayu berupa puzzle angka, huruf, dan aneka bentuk.

“Dicoba, hasil cobanya laku keras. Awalnya dipasarkan dari teman ke teman, dan laku keras. Dari situ kita semangat karena ternyata laku. Selang berapa lama, dari tiga item kini makin banyak sampai sekarang kami punya 1.000 item lebih,” kata Solahudin melalui channel Youtube Jaga Lilin.

Mainan yang diproduksi Solahudin itu akhirnya diberi nama Haula Toys, di bawah perusahaan PT Haula Sejahtera. Mainan edukatif tersebut dipasarkan dari bazzar ke bazzar, juga di Parkir Timur Senayan.

Meluasnya pasar Haula Toys, membuat produk-produk sesama jenis dari perusahaan lain bermunculan. Solahudin pun harus mengatur strategi dengan terus berinovasi hingga mencapai keuntungan miliaran rupiah. Padahal, Solahudin dan istrinya memulai perusahaan ini dengan modal awal Rp 400 ribu dari pinjaman seorang relasi.

Sejak 2003, bapak dari empat orang anak ini telah melakukan pemetaan pasar.Dari situ, kerja sama pun bermunculan, bahkan dengan teman sendiri.

Selayaknya menjalankan bisnis, Solahudin dan istrinya sempat mengalami titik jatuh hingga dana mencapai angka minus. Kendati demikian, pasangan pengusaha atau couple preneur ini tetap tegar menghadapi jatuh bangunnya menjalankan bisnis. “Ibarat pohon kelapa, makin tinggi, guncangannya makin besar. Makin tinggi kita, makin banyak pula orang dan tantangan yang melihat,” ucapnya.

Jatuhnya bisnis Haula Toys, menurut Solahudin masih belum menjadi pengalaman paling buruk sepanjang ia menjalankan bisnis. Menurutnya, pengalaman terburuk yang pernah ia rasakan yakni tertipu hingga menyerahkan uang sebesar Rp 600 juta uang tunai.

Kejadian itu berawal ketika seseorang dari Thailand mengaku ingin memesan mainan dari Haula Toys secara kontinyu, dengan nilai Rp 1,5 miliar per bulan. Mendengar angka tersebut, ia merasa tergiur dan bahagia, juga terlena.

Entah apa yang dipikirkan oleh keduanya sehingg bisa menyerahkan uang ratusan juta ke orang yang tidak terpercaya. Namun Solahudin menduga, peristiwa itu bisa terjadi lantaran ia dan istrinya sempat beberapa hari ditayangkan di beberapa stasiun televisi. Dari situ, menurutnya beberapa oknum bisa mempelajari kelemahan psikologis dari Solahudin dan istrinya. “Ini pengalaman pahit. Kalau kami berdua enggak sadar, mungkin aset kami sudah habis,” ucapnya.

Dari kejadian itu, Solahudin pun senantiasa menghadirkan Allah dalam diri masing-masing. Baik melalui sholat rawatib, dhuha, tahajud, dan shaum Senin Kamis. Ditambah dengan istighfar dan sholawat untuk memperkuat.

Simak kisah lengkapnya di video di bawah ini:

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement