Jumat 04 Feb 2022 21:33 WIB

Cuaca Ekstrem Sumbang 145 Ribu Kematian di Eropa

Bencana terkait iklim pun merugikan wilayah Eropa sekitar setengah triliun euro.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Dwi Murdaningsih
Warga mendinginkan diri di kolam air mancur Trocadero dengan latar belakang menara Eiffel di Paris, Prancis, Selasa (25/6). Gelombang panas menerjang Eropa. Suhu 45 derajat Celsius diperkirakan terjadi di Prancis.
Foto: AP Photo/Alessandra Tarantino
Warga mendinginkan diri di kolam air mancur Trocadero dengan latar belakang menara Eiffel di Paris, Prancis, Selasa (25/6). Gelombang panas menerjang Eropa. Suhu 45 derajat Celsius diperkirakan terjadi di Prancis.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Peristiwa cuaca ekstrem di seluruh Eropa menyebabkan kematian hingga 145.000 orang dalam empat dekade terakhir. Bencana terkait iklim pun merugikan wilayah tersebut sekitar setengah triliun euro.

Badan Lingkungan Eropa mengatakan dalam sebuah laporan bahwa peristiwa cuaca ekstrem seperti badai, gelombang panas, dan banjir menyebabkan antara 85.000 dan 145.000 kematian manusia dari 1980 hingga 2020. Gelombang panas adalah penyebab utama kematian terkait cuaca, terhitung lebih dari 85 persen dari total.

Baca Juga

Dikutip dari Anadolu Agency, sebagian besar kematian disebabkan oleh gelombang panas 2003. Peristiwa ini mewakili antara 50 persen hingga 75 persen dari semua kematian akibat peristiwa tersebut selama 40 tahun terakhir.

Gelombang panas serupa setelah 2003 menyebabkan lebih sedikit kematian karena negara-negara mengambil langkah-langkah untuk mengurangi dampak buruk yang disebabkan oleh peristiwa cuaca ekstrem.

Penilaian tersebut mencakup 32 negara anggota Badan Lingkungan Eropa, termasuk 27 negara anggota Uni Eropa, serta Norwegia, Swiss, Turki, Islandia, dan Liechtenstein. Semua wilayah Eropa menghadapi kerugian ekonomi dan kematian akibat cuaca ekstrem dan peristiwa iklim setiap tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement