Jumat 04 Feb 2022 19:56 WIB

Ini Tiga Fokus Bahasan ETWG pada Presidensi G20 Indonesia

Presidensi G20 diarahkan bahas global health, transformasi digital dan ekonomi

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Presiden Joko Widodo. Presiden telah memberikan arahan agar Presidensi G20 Indonesia akan fokus kepada tiga hal, yaitu global health, transformasi digital dan ekonomi, yang terakhir adalah transisi energi.
Foto: ANTARA/Biro Pers Setpres/Lukas
Presiden Joko Widodo. Presiden telah memberikan arahan agar Presidensi G20 Indonesia akan fokus kepada tiga hal, yaitu global health, transformasi digital dan ekonomi, yang terakhir adalah transisi energi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menitikberatkan akses, teknologi, dan pendanaan transisi energi menjadi bahasan utama dalam Energy Transitions Working Group (ETWG) Presidensi G20 Indonesia tahun ini, di samping dua isu prioritas lainnya, yaitu sistem kesehatan dunia serta transformasi ekonomi dan digital. 

Hal tersebut disampaikan Staf Ahli Menteri ESDM Bidang Perencanaan Strategis Yudo Dwinanda Priaadi pada Exclusive Sharing: A Great Leap untuk Diplomasi Energi Indonesia yang diselenggarakan oleh Ecadin, Kamis (3/2).

"Presiden telah memberikan arahan agar Presidensi G20 Indonesia akan fokus kepada tiga hal, yaitu global health, transformasi digital dan ekonomi, yang terakhir adalah transisi energi. Tentunya yang akan kami tangani adalah terkait energi. Kami bawa semua diskusi G20 untuk mendorong energi transisi di negara masing-masing," ujar Yudo.

Pada paparannya, Yudo menjelaskan bahwa tiga hal yang akan dibahas bersama-sama dengan negara anggota G20 adalah terkait akses energi, peningkatan teknologi bersih, dan pendanaan untuk transisi energi. Untuk akses energi, titik berat diberikan kepada energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan, dan modern untuk semua (leaving no one behind), terutama energi untuk elektrifikasi dan clean cooking.

"Yang kedua kita bicara teknologi. Bagaimana kita bisa membangkitkan lebih banyak lagi energi, dengan cara lebih efisien, atau dengan cara baru. Salah satu yang kita angkat adalah energy storage, kemudian sistem energi rendah karbon, pembangunan industri bersih, kemudian integrasi energi terbarukan, dan efisiensi energi," tambahnya.

Isu prioritas ketiga adalah pendanaan. Transisi energi tentu membutuhkan proyek-proyek baru, maka dari itu dibutuhkan pula investasi yang baru, maka pendanaan menjadi topik yang perlu dibahas pada Presidensi G20 Indonesia.

"Jadi tiga hal itu, yakni akses, teknologi, dan pendanaan. Ini menjadi harapan kami, ketiga isu tersebut dapat dibicarakan, sehingga kita mencapai global deal untuk mempercepat transisi energi," tegas Yudo.

Pada kesempatan yang sama, peneliti ECADIN sekaligus Dosen Hubungan Internasional Universitas Pertamina Novita Putri Rudiany menyampaikan bahwa pengupayaan akses energi dan pengembangan teknologi pada akhirnya akan membuka keran investasi dan sumber pendanaan yang melibatkan banyak aktor penting seperti filantropi dan bisnis multinasional.

"Setidaknya, ada 3 hal penting yang bisa kita lihat dalam perkembangan diplomasi energi Indonesia di G20. Pertama, naiknya citra positif bangsa. Kedua, terbukanya peluang investasi langsung di daerah potensial. Ketiga, semua pihak baik pemerintah maupun non-pemerintah dapat memainkan perannya untuk mendukung transisi energi global. Inilah mengapa G20 merupakan great leap untuk diplomasi energi Indonesia," tutup Novita.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement