Jumat 04 Feb 2022 13:14 WIB

Ketum Kadin Yakin Ekonomi Indonesia Tahun Ini Bisa Tumbuh 5,5 Persen

Salah sektor yang menopang pertumbuhan ekonomi adalah industri manufaktur.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Arsjad Rasjid meyakini ekonomi Indonesia pada tahun ini bisa tumbuh hingga 5,5 persen.
Foto: Prayogi/Republika.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Arsjad Rasjid meyakini ekonomi Indonesia pada tahun ini bisa tumbuh hingga 5,5 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid menyatakan, Indonesia harus optimistis dan bangkit. Angka pertumbuhan ekonomi nasional tahun lalu pun menunjukkan perbaikan, pada kuartal III 2021 tumbuh 3,51 persen. 

"Kita harus punya energi positif agar bisa maju dan bangkit," ujarnya dalam webinar nasional, Jumat (4/2/2022). Ia melanjutkan, tahun lalu pertumbuhan ekspor juga naik sangat tinggi mencapai 42 persen.

Baca Juga

Maka, kata dia, Kadin yakin pertumbuhan ekonomi tahun ini bisa menembus 5,5 persen lebih. Keoptimisan itu didorong pula oleh program vaksinasi nasional yang masif, bahkan menduduki peringkat keempat di dunia.

"60 persen lebih dari populasi kita sudah vaksinasi lengkap dan 86 persen sudah vaksinasi pertama. Presiden katakan, tahun ini akan ada booster," ujarnya.

Meski Covid-19 terutama varian Omicron masih menyebar, namun kata dia, harus tetap dijadikan tantangan. Pasalnya, banyak pula sektor yang tetap bisa maju seperti industri pengolahan, perdagangan, dan konstruksi.

Badan Pusat Stastistik (BPS), lanjutnya, menyatakan pada 2022 sektor jasa kesehatan tetap tumbuh dan mendominasi karena adanya pandemi. Sektor informasi, komunikasi, serta industri turut menjadi sorotan serta unggulan pada tahun ini.

Menurutnya, prospek bisnis digital teknologi sangat besar. Hal itu karena, pandemi membuat masyarakat berproses adaptasi dengan teknologi, seperti menggunakan Zoom, belanja di e-commerce, maupun berkonsultasi lewat aplikasi jasa layanab kesehatan.

"Satu keniscayaan teknologi menjadi pondasi ke depan. Entah fintech maupun e-commerce, dan lainnya," tutur dia.

Industri manufaktur, sambungnya, berprospek bagus pula tahun ini. Apalagi, kata dia, investasi yang masuk ke manufaktur dalam negeri banyak sekali.

"Misal (investasi) mobil listrik Hyundai dari Korea Selatan," jelas Arsjad. Hal itu, lanjut dia, didorong kebijakan di Indonesia yang lebih sederhana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement