Kamis 03 Feb 2022 22:12 WIB

Dunia Zakat Rambah Metaverse

Baznas telah memulai pengembangan zakat metaverse

Rep: Andrian Saputra/ Red: A.Syalaby Ichsan
Pembangunan metaverse Indonesia dipekirakan membutuhkan waktu cukup lama. (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com.
Pembangunan metaverse Indonesia dipekirakan membutuhkan waktu cukup lama. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gema  teknologi metaverse sudah sampai ke Tanah Air. Hadirnya dunia baru ini dibaca oleh para pelaku filantropi sebagai peluang.

Deputi Bidang Pengumpulan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) M. Arifin Purwakananta menjelaskan, Baznas telah memiliki paradigma teknologi digital sebagai alat mengampanyekan gerakan zakat. Berkat pemanfaatan teknologi digital, pengumpulan zakat terus meningkat. Dia pun melihat adanya peluang besar dalam pengembangan dunia zakat lewat alam metaverse ke depan. 

Sejak Januari 2022, dia mengaku, Baznas telah memulai pengembangan zakat metaverse. Menurut Arifin, zakat metaverse ini akan diluncurkan Baznas secara bertahap pada akhir Januari atau awal Februari dengan meluncurkan konter zakat metaverse di dunia maya. "Namanya adalah zakat metaverse, di mana metaverse akan kami gunakan untuk mengenalkan zakat, melayani masyarakat tentang informasi zakat, dan juga mendorong masyarakat berzakat melalui dunia maya yang namanya metaverse," kata Arifin kepada Republika.co.id belum lama ini. 

Arifin mengatakan zakat metaverse tengah dikembangkan dari penggunaan teknologi virtual untuk layanan zakat seperti edukasi zakat atau kampanye gerakan zakat, yang kemudian bertahap menjadi konter zakat metaverse. Pengembangan selanjutnya yakni  alat penerimaan donasi melalui metaverse yang diperkirakan akan populer di tengah masyarakat dalam beberapa tahun ke depan. "Hari ini Baznas telah bekerjasama dengan mitra untuk mengembangkan zakat metaverse ini sehingga diharapkan menjadi lembaga zakat pertama di dunia yang menggunakan teknologi metaverse untuk pengembangan layanan zakat," kata dia.

Ketua Umum Forum Zakat (FOZ) Bambang Suherman mengungkapkan, akan banyak lembaga zakat yang akan memanfaatkan metaverse untuk pengembangan dunia zakat. Menurut dia, lembaga-lembaga zakat mau tidak mau harus menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan dalam aktivitas masyarakat terutama dalam penggunaan teknologi. Karena itu, peluang setiap lembaga zakat beradaptasi dengan pemanfaatan metaverse amat besar.

"Jadi terkait dengan metaverse ini akan sangat mungkin menjadi tuntutan yang harus dikelola oleh dunia zakat dalam mekanisme adaptasi lembaga terhadap layanan kepada para konstituen subjek mereka. Jadi sama seperti pada saat menguatnya instrumen digital yang didrive oleh mekanisme transaksi dan pasar, maka teknologi metaverse ini juga akan menjadi hal yang sama," kata Bambang kepada Republika.

Bambang mengaku metaverse belum menjadi kajian yang populer di publik termasuk di dunia zakat. Kendati demikian, alam digital ini memungkinkan manusia untuk berinteraksi hingga bertransaksi sehingga membuka peluang untuk pengembangan dunia zakat. 

"Lembaga zakat akan mengambil posisi sebagai yang beradaptasi.  Kalau nanti para muzakki dan semua stakeholder strategicnya lembaga zakat bergeser kepada penggunaan metode dan teknologi ini maka mau ngga mau lembaga zakat juga akan bergeser ke sana,”jelas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement