Jumat 04 Feb 2022 03:45 WIB

36 Pengungsi Rohingya Kabur Sejak Ditampung di BLK Lhokseumawe

Pengungsi Rohingya yang kabur sudah terjadi beberapa kali.

Petugas keamanan melakukan absensi pascakaburnya pengungsi Rohingya di tempat penampungan Balai Latihan Kerja (BLK) Desa Meunasah Mee Kandang, Lhokseumawe, Aceh, Rabu (19/1/2022). Delapan orang perempuan dari 105 pengungsi etnis Rohingya yakni Asma Binti Solimullah (23), Kismot ara binti sollimullah (43), Khaleda bibi binti muhammad Yunus (30), Nur shafa binti khaitatullah (44), Mushona begum binti Abul Khasim (22), Noor Kayas binti Fetan (25), Haresa binti Saleh Ahmad (37), dan Samira binti Muslim (18) dilaporkan kabur melarikan diri dari penampungan Pada Selasa 18/1/2022.
Foto: ANTARA/RAHMAD
Petugas keamanan melakukan absensi pascakaburnya pengungsi Rohingya di tempat penampungan Balai Latihan Kerja (BLK) Desa Meunasah Mee Kandang, Lhokseumawe, Aceh, Rabu (19/1/2022). Delapan orang perempuan dari 105 pengungsi etnis Rohingya yakni Asma Binti Solimullah (23), Kismot ara binti sollimullah (43), Khaleda bibi binti muhammad Yunus (30), Nur shafa binti khaitatullah (44), Mushona begum binti Abul Khasim (22), Noor Kayas binti Fetan (25), Haresa binti Saleh Ahmad (37), dan Samira binti Muslim (18) dilaporkan kabur melarikan diri dari penampungan Pada Selasa 18/1/2022.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Satuan Tugas Penanganan Pengungsi Rohingya Kota Lhokseumawe menyatakan 36 dari 105 imigran Rohingya yang ditampung di Balai Latihan Kerja (BLK) Kota Lhokseumawe sejak 31 Desember 2021 kabur atau melarikan diri.

Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Pengungsi Rohingya Kota Lhokseumawe Marzuki mengatakan semua imigran Rohingya yang kabur dari penampungan sementara tersebut perempuan.

Baca Juga

"Mereka melarikan diri dengan merusak pagar di belakang kamp penampungan dengan memanfaatkan kelengahan petugas jaga," katanya, Kamis (3/2/2022).

Marzuki mengatakan imigran Rohingya yang kabur itu terjadi beberapa kali. Pertama pada 18 Januari 2022, delapan imigran Rohingya berhasil melarikan diri.

"Sehari kemudian, enam pengungsi lainnya mencoba kabur, namun dapat digagalkan oleh petugas jaga," katanya,

Selanjutnya pada 30 Januari 2022, empat imigran berhasil kabur. Selang sehari kemudian disusul sembilan imigran Rohingya lainnya meninggalkan kamp penampungan tersebut.

"Lalu, pada 1 Februari lalu ada delapan imigran yang kabur. Berikutnya pada 2 Februari imigran yang kabur. Kini, imigran yang tersisa tinggal 69 orang lagi," katanya.

Untuk mengantisipasi terulang imigran Rohingyakabur, kata Marzuki, pihaknya sudah memasang empat kamera pemantau atau CCTV di beberapa titik kamp penampungan tersebut.

"Dengan adanya kamera pemantau tersebut memudahkan penjaga mengawasi puluhan imigran Rohingya itu, sehingga jika ada yang berusaha melarikan diri dapat dicegah," katanya

Ia mengatakan Pemerintah Kota Lhokseumawe mendesak lembaga PBB UNHCR untuk segera memindahkan imigran gelap tersebut ke lokasi penampungan permanen di Sumatera Utara.

"Setiap hari ada yang kabur dari kamp penampungan ini. Sebaiknya para imigran tersebut segera dipindahkan guna mengantisipasi adanya tindak pidana perdagangan orang yang melibatkan warga negara Indonesia," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement