Kamis 03 Feb 2022 10:52 WIB

Tim Geologi ITB Selamatkan Fosil yang Hampir Terendam di Waduk Saguling 

Bahkan, beberapa bagian dari fosil telah diambil oleh orang tak dikenal.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Tim peneliti ITB menemukan fosil hewan purba di kawasan Waduk Saguling, Bandung Barat.
Foto: ITB
Tim peneliti ITB menemukan fosil hewan purba di kawasan Waduk Saguling, Bandung Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Tim dari Teknik Geologi, Fakultas Ilmu, dan Teknologi Kebumian (FITB) ITB, menyelematkan fosil yang terletak di Pulau Sirtwo, Saguling. Hal tersebut dilakukan karena terdapat laporan bahwa ketinggian air hampir mencapai lapisan fosil untuk kemudian dipindahkan secepat mungkin.

Sebelumnya diketahui, telah ditemukan fosil di pulau yang terletak di tengah Waduk Saguling, Kabupaten Bandung Barat. Penemuan yang berawal dari laporan masyarakat tersebut kemudian diteliti oleh tim dari Prodi Teknik Geologi ITB.

“Fosil ini ditemukan oleh penduduk setempat beberapa bulan yang lalu. Kami pikir, pada saat itu, kami dapat meninggalkan yang satu ini karena airnya jauh lebih rendah daripada sekarang dan kami harus menyelamatkan fosil lain yang terletak jauh lebih rendah di strata. Sekarang air sudah naik 5 meter lebih tinggi karena musim hujan,” ujar Salah Satu Anggota Tim Alfend Rudyawan PhD dalam siaran persnya, Kamis (3/2/2022).

Alfend mengatakan, setelah berdiskusi dengan pihak-pihak yang terlibat sejak penemuan kembali fosil di daerah ini termasuk dengan IAGI, Museum Geologi dan warga masyarakat sekitar maka diputuskan bahwa fosil harus segera diselamatkan.

“Sayangnya, kami menemukan bahwa beberapa bagian dari fosil telah diambil oleh orang tak dikenal. Kami kehilangan semua gigi yang tersedia untuk identifikasi," katanya.

Penggalian, kata dia, direncanakan untuk menyelamatkan tengkorak secepat mungkin sambil tetap mengingat ramalan cuaca. Tim, sangat terkejut melihat bahwa fosil itu jauh lebih besar dari yang diperkirakan. 

"Tanduk kiri kerbau masih menempel utuh pada tengkorak. Saat itu kami mendapatkan energi tambahan untuk berpacu dengan cuaca,” katanya.

Kini, kata dia, fosil tersebut diamankan di tempat sementara, menunggu tim dari Museum Geologi untuk dianalisis dan direstorasi. Dia berharap, semoga dengan upaya bersama dapat mengumpulkan tambahan pengetahuan dan informasi yang bermanfaat tentang kawasan dan katalog fosil untuk generasi sekarang dan yang akan datang.

Adapun tim lapangan yang bekerja selain dirinya, kata Alfend, adalah Dr. Astyka Pamumpuni, Mika Rizki Puspaningrum Ph.D, Dioptri Cahyo and Nur Rochim (Teknik Geologi FITB – ITB) dan Sukiato Khurniawan M.Sc. (Alumni Teknik Geologi ITB sekarang dosen di Universitas Indonesia) berkoordinasi dengan tim off-field kami, Dr. Alfita Puspa Handayani (Teknik Geodesi FITB – ITB). 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement