Kamis 03 Feb 2022 10:49 WIB

BRI Cetak Laba Bersih Rp 32,22 Triliun Selama 2021

Hingga akhir Desember 2021, penyaluran kredit BRI tercatat tumbuh 7,16 persen yoy.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Direktur Utama BRI Sunarso
Foto: Dok BRI
Direktur Utama BRI Sunarso

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menutup tahun 2021 dengan kinerja yang cemerlang. Selama periode berjalan tahun lalu, bank pelat merah ini mampu mencetak laba bersih sebesar Rp 32,22 triliun atau tumbuh signifikan sebesar 75,53 persen dibandingkan 2020. 

Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan penopang utama pertumbuhan laba BRI terletak pada kinerja kredit dan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tumbuh positif disertai penurunan biaya bunga yang signifikan. Disaat bersamaan perseroan mampu mengelola portfolio mix serta kualitas asset sehingga dapat meningkatkan yield asset.

Baca Juga

"Raihan laba BRI sebesar Rp 32,22 triliun membuktikan perseroan dapat terus menciptakan economic value kepada seluruh stakeholders di tengah kondisi yang menantang saat ini," ujar Sunarso, Kamis (3/2/2022). 

Hingga akhir Desember 2021, penyaluran kredit BRI (secara bank only) tercatat tumbuh 7,16 persen yoy. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan penyaluran kredit di industri perbankan nasional tahun 2021 sebesar 5,24 persen. 

Pendorong utama pertumbuhan kredit BRI masih berada pada segmen mikro yang tercatat tumbuh sebesar 12,98 persen yoy. Sementara itu segmen konsumer tumbuh 3,97 persen yoy, segmen UKM tumbuh 3,55 persen dan segmen korporasi tumbuh 2,37 persen.

"Hal ini sudah sesuai dengan aspirasi BRI yang fokus ke segmen UMKM," imbuh Sunarso.

Dari sisi manajemen risiko, BRI berhasil menjaga kualitas kredit yang disalurkan. Hal itu tercermin dari rasio Non Performing Loan (NPL) yang terjaga di level 3,08 persen dengan NPL Coverage yang sangat memadai sebesar 278,14 persen. 

Kualitas kredit BRI yang baik tersebut diikuti dengan kondisi restrukturisasi kredit BRI yang saat ini terus melandai. Hingga akhir Desember 2021 tercatat restrukturisasi BRI sebesar Rp156,93 triliun, atau jauh lebih rendah dibandingkan dengan total akumulasi restrukturisasi yang mencapai Rp 245,22 triliun.

Bank BRI juga berhasil mencatatkan kinerja positif dalam hal penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK). Hingga akhir Desember 2021, DPK BRI tercatat tumbuh 7,14 persen yoy dengan dana murah (CASA) meningkat sebesar 11,18 persen yoy.

Kinerja solid dari BRI tersebut mampu menjadi pendorong kinerja BRI Group secara keseluruhan, atau BRI secara konsolidasian. Hingga akhir Kuartal IV 2021, aset BRI konsolidasian tercatat sebesar Rp1.678,10 triliun atau tumbuh 4,23 persen yoy. 

Untuk total kredit dan pembiayaan BRI Group telah mencapai sebesar Rp1.042,87 triliun. Apabila dirinci, segmen mikro tercatat mendominasi penyaluran kredit dan pembiayaan BRI dengan nominal sebesar Rp483,89 triliun, segmen kecil dan menengah sebesar Rp240,35 triliun, segmen korporasi sebesar Rp168,27 triliun dan segmen konsumer sebesar Rp150,35 triliun.

Baca juga : Daftar Saham yang Berpeluang Menguat Hari Ini

"Proporsi kredit UMKM BRI pun terus merangkak naik, dimana sebesar 83,86 persen dari total penyaluran kredit BRI disalurkan kepada segmen UMKM. Angka ini meningkat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, dan BRI akan terus meningkatkan proporsi tersebut hingga mencapai 85 persen," urai Sunarso.

Kemampuan BRI dalam menyalurkan kredit dan pembiayaan juga didukung dengan likuiditas yang memadai dan permodalan yang kuat. LDR bank secara tercatat 83,53 persen, dengan CAR 27,25 persen. Likuiditas BRI Group yang memadai tak terlepas dari raihan DPK BRI dengan total Rp1.138,74 triliun pada akhir Desember 2021. 

Sunarso memerinci, Tabungan mendominasi sebesar Rp497,68 triliun, Giro tercatat sebesar Rp220,59 triliun, dan Deposito sebesar Rp420,48 triliun. Fokus BRI mengakselerasi kemampuan dalam menghimpun dana murah membuat rasio CASA meningkat menjadi 63,08 persen pada akhir Desember 2021, angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yakni sebesar 59,66 persen.

"Keberhasilan BRI dalam memperbaiki struktur pendanaan membuat beban bunga BRI turun sebesar 25,54 persen yoy. Kedepan, BRI pun akan terus mendorong peningkatan dana murah sebagai sumber pendanaan," jelas Sunarso.

Baca juga : India Segera Luncurkan Rupee Digital

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement