Rachmat Gobel Terima Aspirasi Para Bupati dari NTT

Gobel menilai pentingnya pembangunan ekonomi yang berbasis pada potensi daerah

Kamis , 03 Feb 2022, 07:46 WIB
Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel menerima para bupati atau wakil bupati dari Nusa Tenggara Timur (NTT). Mereka menyampaikan aspirasinya untuk diperjuangkan di DPR RI.
Foto: istimewa
Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel menerima para bupati atau wakil bupati dari Nusa Tenggara Timur (NTT). Mereka menyampaikan aspirasinya untuk diperjuangkan di DPR RI.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel menerima para bupati atau wakil bupati dari Nusa Tenggara Timur (NTT). Mereka menyampaikan aspirasinya untuk diperjuangkan di DPR RI. “Saya akan teruskan ke kementerian terkait, karena ini sangat penting bukan hanya bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat NTT, tapi juga bagi Indonesia,” katanya, Rabu, 2 Februari 2022.

Gobel menerima mereka didampingi tiga anggota DPR RI dari NTT, yaitu Ratu Ngadu Bonu Wulla, Jacki Uly, dan Julie Sutrisno. Sedangkan bupati dan wakil bupati itu dari Nagekeo, Sabu, Sumba, Kupang, Manggarai, Alor, Sikka, dan lain-lain. Mereka menyampaikan problem pertanian, kesehatan, pendidikan, koperasi, nelayan, ekonomi kreatif, dan sebagainya. “NTT memiliki problem yang mirip dengan Gorontalo, daerah pemilihan saya,” kata Gobel.

Baca Juga

Satu per satu para kepala daerah menyampaikan aspirasinya. Mereka membutuhkan bantuan eskavator, bulldozer, traktor, bus sekolah, pembangunan jalan, jembatan, bendungan, irigasi, dermaga, bandara, pelabuhan, juga bantuan pupuk, bibit, alat-alat pertanian, tenaga kesehatan, serta pertanian garam, dan lain-lain. “Indonesia Timur harus mendapat perhatian yang lebih baik dibandingkan wilayah lain di Indonesia. Lima daerah termiskin di Indonesia semuanya berasal dari Indonesia Timur,” kata Gobel.

photo
Rachmat Gobel menilai banyak potensi ekonomi daerah dari NTT yang dapat dikembangkan. - (istimewa)

 

Karena itu, sebagai wakil rakyat dari Indonesia Timur, Gobel mengaku memiliki perasaan yang sama dengan masyarakat NTT. “Kita harus memulai dengan pembangunan sumberdaya manusia. Ada pepatah Jepang yang patut kita contoh: Sebelum membuat barang yang baik maka harus dimulai dengan membangun manusia yang baik terlebih dahulu. Di sinilah pentingnya pendidikan dan kesehatan,” katanya.

Gobel juga mengemukakan pentingnya pembangunan ekonomi yang berbasis pada potensi yang dimiliki daerah yang bersangkutan. Sebagai contoh ia menyebutkan garam dari NTT memiliki kualitas yang premium, dan mendekati kualitas garam industri. Namun dalam kenyataan harganya sering tak sebanding dengan kualitasnya. “Jadi perlu strategi marketing. Perlu narasi tentang garam NTT.

Selain itu, harus bersatu agar tidak ada banting-bantingan harga. Indonesia sangat membutuhkan garam dan ke depan kebutuhannya akan terus meningkat. Saat ini Indonesia masih mengimpor garam industri,” katanya. Hal ini merupakan potensi ekonomi itu sendiri bagi NTT. “Butuh sentuhan lebih lanjut agar ekonomi garam di NTT menjadi kuat,” katanya.

Menurut Gobel, masih banyak potensi yang dimiliki NTT, seperti kain tenun, beras Sumba, pariwisata, dan lain-lain. Mereka membutuhkan alat-alat berat untuk membuat jalan perintis, memperluas lahan pertanian, membangun embung, dan lain-lain. Mereka juga menghadapi keterbatasan jumlah tenaga kesehatan seperti dokter, apalagi dokter spesialis.