Rabu 02 Feb 2022 21:30 WIB

Internasionalisasi Muhammadiyah akan Terus Diperkuat

Internasionalisasi merupakan salah satu program Muhammadiyah.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
Internasionalisasi Muhammadiyah akan Terus Diperkuat. Foto: Aktivitas perdana sekolah Muhammadiyah Australia.
Foto: Tangkapan Layar
Internasionalisasi Muhammadiyah akan Terus Diperkuat. Foto: Aktivitas perdana sekolah Muhammadiyah Australia.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Prof Abdul Mu'ti menyampaikan, pendirian sekolah di luar negeri merupakan bagian dari program internasionalisasi Muhammadiyah. Ini merupakan amanat Muktamar Muhammadiyah ke-47 pada 2015 lalu.

"Program internasionalisasi akan terus diperkuat sesuai tema Muktamar ke-48 pada 2022 yaitu Memajukan Indonesia, Mencerahkan Semesta," kata dia kepada Republika.co.id, Rabu (2/2).

Baca Juga

Mu'ti mengemukakan, internasionalisasi merupakan dakwah bil hal yang menyebarluaskan Islam Berkemajuan dan membangun kerjasama strategis dengan berbagai pihak di luar negeri.

Sekolah Muhammadiyah di luar negeri sebagian besar muridnya adalah warga negara Indonesia yang belajar, bekerja di luar negeri, permanent resident, atau keturunan Indonesia yang sudah menjadi warga negara setempat.

"Banyak di antara mereka yang tidak tertampung di sekolah internasional atau tidak menemukan sekolah yang tepat," tutur dia.

Mu'ti menambahkan, sebagian sekolah Muhammadiyah di luar negeri merupakan bagian dari program kemanusiaan untuk para pengungsi. Misalnya sekolah Muhammadiyah di Lebanon untuk pengungsi Palestina. Dia mengatakan, penyelenggaraan pendidikan di Lebanon belum sepenuhnya dikelola Muhammadiyah.

Di Myanmar, Muhammadiyah membangun sekolah untuk pengungsi Rohingnya. Muhammadiyah hanya membangun gedung dan sarana prasarana utama. Penyelenggara (adalah) masyarakat setempat," ungkapnya.

Saat ini, dia menjelaskan, Muhammadiyah punya sekolah di Australia (tingkat SD), TK Aisyiah Bustanul Athfal di Kuala Lumpur dan Mesir. Ia juga bersyukur, kini telah berdiri University Muhammadiyah Malaysia di Perlis khusus program Master dan Doktor.

"Belum ada rencana membangun di negara lain. Mengalir saja. Semua tergantung kemampuan dan kesiapan Muhammadiyah di masing-masing negara," ujarnya.

Ditanya ihwal pemenuhan pendidikan di dalam negeri, Mu'ti menyampaikan, pendirian lembaga pendidikan Muhammadiyah di dalam negeri lebih bersifat membantu atau memberikan pelayanan untuk masyarakat yang memilih belajar di Muhammadiyah. "Pemerataan pendidikan di Tanah Air merupakan kewajiban Pemerintah," kata Mu'ti.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement