Rabu 02 Feb 2022 14:16 WIB

Belum Masuk Gelombang Ketiga, Kemenkes Masih Pantau Kenaikan Kasus Covid-19

Kenaikan positivity rate sejalan dengan ditingkatkannya testing dan tracing.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Teguh Firmansyah
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi.
Foto: Dok Kemenkes
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kenaikan kasus konfirmasi harian Covid-19 terus terjadi dalam satu pekan terakhir. Pada Selasa (1/2/2022), angka kasus harian mencapai 16.021.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, saat ini Kementerian Kesehatan masih terus memantau kondisi kenaikan kasus Covid-19. "Masih kita monitor karena baru 10 hari ini terjadi peningkatan kasus," kata Nadia kepada Republika.co.id, Rabu (2/2).

Baca Juga

Namun, lanjut Nadia, potensi gelombang ketiga bisa saja terjadi jika melihat peningkatan kasus Covid-19 saat ini. Nadia memastikan akan ada pernyataan resmi bila Indonesia memang sudah memasuki gelombang ketiga.

Lebih lanjut Nadia mengatakan, adanya kenaikan positivity rate mingguan sebesar 3,65 persen juga sejalan dengan ditingkatkannya angka testing dan tracing. Adapun untuk mendapatkan data yang komprehensif, sebaiknya data dilihat dalam 7 hari terakhir, tidak hanya fokus pada data harian saja.

"Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan No. 4805 agar kita dapat melihat perkembangannya dalam 7 hari dan tidak terfokus dengan data harian saja. Hal ini agar kita dapat melihat data secara utuh sehingga dapat memperoleh informasi yang tepat,” tambah Nadia.

Kenaikan positivity rate ini menunjukan kemampuan deteksi Indonesia dalam hal testing dan tracing. Per 30 Januari 2022, jumlah orang yang di tes adalah 5,75 per 1.000 penduduk per pekan. Angka ini jauh diatas angka anjuran WHO, yakni 1 per 1.000 penduduk per pekan.

“Peningkatan kuota testing dan tracing ini merupakan bentuk dari upaya deteksi dini dalam mencegah perluasan penularan, serta mencegah munculnya klaster sebaran yang baru. Ini juga merupakan usaha untuk mendeteksi lebih awal gejala Covid-19 yang diderita oleh tiap-tiap individu. Hal ini penting untuk mencegah keterlambatan penanganan kasus mengingat varian Omicron yang memiliki persebaran lebih cepat namun cenderung tidak bergejala,” terang Nadia.

Kenaikan angka kasus dalam satu pekan terakhir telah diantisipasi oleh Kementerian Kesehatan dengan menyiapkan kapasitas tempat tidur perawatan Covid-19. Diharapkan hal ini dapat menjawab kekhawatiran masyarakat.

“Secara nasional, total ketersediaan tempat tidur (bed occupancy rate/BOR) perawatan Covid-19 saat ini berjumlah 78.825 yang dapat tingkatkan sampai dengan kapasitas maksimal 156.847 tempat tidur. Untuk Jakarta sendiri, BOR di 196 rumah sakit rujukan saat ini di 6.496 dari 13.777 kapasitas tempat tidur yang tersedia. Dalam kondisi yang dibutuhkan, BOR di Jakarta dapat dikondisikan hingga mencapai 21 ribu. Jadi, tidak perlu terlalu khawatir, kapasitasnya masih cukup banyak,” papar Nadia.

Agar angka kasus ini tidak bertambah semakin besar, Nadia meminta masyarakat tetap patuh untuk menjalankan protokol kesehatan. Jika tidak bergejala, cukup untuk melakukan isoman di rumah atau isoter, dan manfaatkan layanan telemedisin yang tersedia. "Segera lakukan vaksinasi booster, dan tetap disiplin menegakkan protokol kesehatan. Jangan lengah dan tetap selalu waspada,” tegas Nadia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement