Rabu 02 Feb 2022 09:51 WIB

Produser TV Nasional Alih Profesi Jadi Produsen Sabun Rumah Tangga

Awalnya menjadi seorang agen, hingga menjadi produsen dengan pabrik sendiri.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Andi Nur Aminah
Arofa Nur, pemilik pabrik sabun Lavera
Foto: Jagalilin
Arofa Nur, pemilik pabrik sabun Lavera

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Memutuskan mundur dari sebuah perusahaan media televisi nasional dan memilih fokus untuk berbisnis, tentu sebuah langkah yang berani. Itulah Arofa Nur atau Arofa, yang akhirnya lebih memilih mundur sebagai field produser di sebuah media, dan memilih menggeluti usaha produk sabun rumah tangga. Awalnya menjadi seorang agen, hingga menjadi produsen dengan pabrik sendiri di kawasan Gunung Putri, Kabupaten Bogor.

Arofa mengawali karirnya dari menjadi seorang agen produk sabun rumah tangga, sambil bekerja di sebuah stasiun tv nasional sebagai kameramen. Lambat laun, kegigihan Arofa sebagai agen mengubahnya menjadi stokist, dan meningkat jadi distributor.

Baca Juga

Sabun-sabun tersebut, disimpannya dalam garasi rumahnya yang disulap menjadi gudang sabun. Arofa menjajakan sabun itu dari pintu ke pintu, mulai dari rumah makan, laundry, sampai diterima masyarakat.

Meningkatnya permintaan masyarakat, membuat stok sabun yang dibutuhkannya semakin besar. Dia pun akhirnya memanfaatkan tanah kosong di samping rumahnya untuk dijadikan gudang sabun. Tak lama, gudang tersebut tidak lagi memadai, Arofa pun menyewa satu tempat untuk lagi-lagi menyimpan sabun.

“Dari situ saya berpikir, kenapa nggak jual merk sabun sendiri? Akhirnya saya pelajari dari Youtube, Google, diskusi sama teman-teman dengan ilmu kimia dan farmasi, baca di perpustakaan tentang kimia industri, dapatlah ilmu dasar bagaimana mengformulasikan sabun,” ujar Arofa yang kini menjadi pemilik pabrik sabun Lavera.

Lavera dibuatnya ketika Arofa menyentuh tahun ketiga menjadi seorang distributor. Ditambah lagi, dengan adanya kekecewaan pria ini terhadap pabrik sabun tempatnya mengambil produk.

Kala itu, Arofa menjadi salah satu distributor sabun terbesar se-Indonesia berkat dari Search Engine Optimization (SEO) yang dipelajarinya. Tanpa diketahui, pabrik tersebut malah mengambil pembeli Arofa secara langsung. 

Simak video lengkapnya di sini: 

 

 

 

Kekecewaan tersebut akhirnya menginspirasi Arofa untuk membuat pabrik sabun sendiri dengan merk Lavera. Di saat itu juga, dia meninggalkan karirnya yang tengah berada di puncak. Yakni menjadi seorang field produser di ANTV, yang baru diraihnya selama satu bulan.

“Alhamdulillahh sekarang saya tidak lagi menjual produk orang lain. Dari pabrik sendiri saya memproduksi produk pembersih rumah tangga, sabun cuci tangan, detergen, karbol, hand sanitizer, sabun cuci piring. Serta produk kosmetik sabun mandi dan shampoo rambut,” ujarnya.

Dengan memiliki pabrik sendiri, Arofa merasakan beberapa kenikmatan. Seperti, memberikan THR kepada para karyawan, membayar gaji karyawan, juga bagaimana caranya membuat penghasilan tiap bulan. Dibandingkan dengan saat dia menjadi karyawan TV nasional kala itu yang hanya menerima gaji.

Pabrik Lavera ini dapat membuat produk sebanyak 60 ton per bulan dengan rata-rata dua ton per hari. Lavera juga telah memiliki 12 distributor yang tersebar di Jakarta, Karawang, Bandung, Cirebon, Semarang, Jogjakarta, Bukittingi, dan Medan. Ditambah dengan 400 agen seluruh Indonesia.

Kepada 17 karyawannya, dia menerapkan QS Al-Muminun ayat 3 dan 11 di kehidupkan sehari-harinya. “Saya juga menanamkan nilai iman mulai dari mewajibkan para karyawan mengunduh aplikasi Alquran di ponsel masing-masing, sholat lima waktu, sholat khusyu, zakat, setia kepada keluarga, dan tidak mengkomunikasikan hal tidak bermanfaat,” jelasnya.

Saat ini, Arofa mengatakan, sabun yang diproduksinya fokus kepada B2B, berkonsep sabun curah dengan dirigen keran. Sabun-sabun produksi pabrik Lavera, rutin digunakan di sejumlah restoran, hotel, pabrik, dan rumah sakit ternama.

Menurutnya, untuk masuk ke rumah tangga pabriknya membutuhkan biaya besar, lantaran harus membuat masyarakat beralih dari merk dagang besar, ke Lavera. “Jadi masuknya ke pasar tempat usaha. Tapi saya berharap usaha kami bisa lebih besar,” pungkas Arofa.

 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement