Rabu 02 Feb 2022 05:15 WIB

Laporan PBB: 1.500 Orang Tewas Selama Protes Anti-Kudeta Myanmar

Junta Myanmar telah membantah laporan dari HAM internasional.

Seorang fotografer dengan rompi pelindung merekam aksi protes antimiliter yang dibubarkan dengan gas air mata di Yangon, Myanmar, 3 Maret 2021.
Foto: AP Photo
Seorang fotografer dengan rompi pelindung merekam aksi protes antimiliter yang dibubarkan dengan gas air mata di Yangon, Myanmar, 3 Maret 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Kantor HAM PBB menyatakan sedikitnya 1.500 orang tewas dalam protes menentang kudeta di Myanmar yang berlangsung selama setahun terakhir. Sementara ribuan orang lainnya kemungkinan tewas dalam konflik bersenjata.

"Kami telah mendokumentasikan 1.500 orang yang terbunuh, tetapi ini hanya dalam konteks protes," kata juru bicara HAM PBB Ravina Shamdasani, Selasa (1/2/2020).

Baca Juga

Ia mengatakan bahwa korban termasuk 200 orang yang tewas karena penyiksaan dalam tahanan militer."Ini 1.500 tidak termasuk orang yang tewas akibat konflik bersenjata... Kami memahami bahwa jumlahnya ribuan," kata Shamdasani.

Selama periode itu pula, sedikitnya 11.787 orang ditahan secara tidak sah di Myanmar, termasuk 8.792 orang yang masih ditahan. Mereka ditahan karena menyuarakan penentangan terhadap junta militer.

"Ini untuk menyuarakan penentangan mereka terhadap militer, baik dalam protes damai atau bahkan melalui aktivitas daring," ujar Shamdasani, menjelaskan tentang angka penahanan sewenang-wenang yang dilakukan militer Myanmar.

Sementara itu, junta yang berkuasa di Myanmar telah membantah perkiraan sebelumnya tentang jumlah korban tewas yang dirilis oleh kelompok-kelompok HAM.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement