Selasa 01 Feb 2022 12:03 WIB

Vaksin Pfizer untuk Balita Mungkin Tersedia di AS Akhir Bulan Ini

Otoritas sedang menguji data dua dosis suntikan untuk balita.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Dwi Murdaningsih
Petugas kesehatan menunjukkan vaksin Pfizer yang digunakan untuk dosis ketiga atau booster COVID-19 di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (21/1/2022). Presiden Joko Widodo mendorong masyarakat untuk segera melakukan vaksinasi booster, dikarenakan situasi pandemi COVID-19 di Indonesia tengah mengalami kenaikan akibat penyebaran varian Omicron.
Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja
Petugas kesehatan menunjukkan vaksin Pfizer yang digunakan untuk dosis ketiga atau booster COVID-19 di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (21/1/2022). Presiden Joko Widodo mendorong masyarakat untuk segera melakukan vaksinasi booster, dikarenakan situasi pandemi COVID-19 di Indonesia tengah mengalami kenaikan akibat penyebaran varian Omicron.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Pfizer dan BioNTech akan mengajukan permintaan otorisasi penggunaan darurat untuk vaksin anak-anak berusia enam bulan hingga 5 tahun. Pengajuan akan diajukan ke Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat (AS) pada Selasa (1/2/2022) waktu setempat.

Washington Post melaporkan, vaksin virus corona untuk anak-anak di bawah lima tahun dapat tersedia segera setelah akhir Februari. Langkah ini ada di bawah rencana yang akan mengarah pada otorisasi potensial rejimen dua suntikan dalam beberapa minggu mendatang.

Laporan tersebut mengatakan, FDA mendesak perusahaan mengajukan aplikasi sehingga regulator dapat mulai meninjau data dua dosis suntikan. "Idenya, mari kita lanjutkan dan mulai meninjau dua dosis," kata laporan tersebut mengutip salah satu orang yang mengetahui situasi tersebut dikutip laman Jerusalem Post, Selasa (1/2/2022).

"Jika data bertahan dalam pengiriman, Anda dapat memulai memvaksinasi anak-anak lebih awal daripada jika Anda tidak melakukan apa pun sampai data dosis ketiga masuk," tambahnya.

Pfizer, BioNTech, dan FDA tidak segera menanggapi permintaan komentar media. Pada Januari, Pfizer mengatakan, pihaknya mengharapkan hasil terbaru dari uji klinis untuk anak-anak di bawah usia 5 tahun pada April, setelah mengubah studinya untuk memberikan dosis ketiga kepada semua orang yang berusia kurang dari lima setidaknya delapan minggu setelah vaksinasi terakhir mereka.

Perusahaan mengubah penelitian karena anak-anak antara usia 2 dan 4 yang diberi dua dosis vaksin 3 mikrogram tidak memiliki respon imun yang sama dengan dosis vaksin yang lebih besar yang dihasilkan pada anak yang lebih besar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement