Selasa 01 Feb 2022 10:17 WIB

Libur Imlek, Polda Jabar Diminta Pantau Pergerakan Warga di Tempat Wisata

Bagi pengelola wisata juga wajib menerapkan dengan tegas aplikasi pedulilindungi

Rep: arie lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Sejumlah wisatawan berwisata di Kampung Cina, Cibubur, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (13/2/2021). Pada libur Imlek tahun ini Kampung Cina terlihat sepi dampak pandemi COVID-19 serta Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro.
Foto: ANTARA/Yulius Satria Wijaya
Sejumlah wisatawan berwisata di Kampung Cina, Cibubur, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (13/2/2021). Pada libur Imlek tahun ini Kampung Cina terlihat sepi dampak pandemi COVID-19 serta Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Momen Tahun Baru Imlek ini juga bersamaan dengan hari libur kejepit nasional. Sehingga, menurut Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, banyak pegawai swasta yang melakukan cuti untuk sejenak menikmati liburan dan bepergian ke tempat wisata. 

"Jadi memang hari ini hari kejepit, ya. Besok libur dan kemarin libur. Hari Senin ini saya lihat banyak yang ambil cuti juga di beberapa institusi swasta. Karena kebijakannya memang tidak digeser, artinya sebagian masyarakat cenderung mengambil opsi libur panjang sampai besok," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil di Gedung Sate Kota Bandung, Senin (31/1). 

Baca Juga

Oleh karena itu Emil meminta Kepolisian Daerah Jabar untuk memantau secara langsung pergerakan warga yang berkumpul di tempat wisata. Bagi pengelola wisata juga, wajib menerapkan dengan tegas aplikasi pedulilindungi untuk mematikan yang datang adalah orang-orang yang sudah terlindungi. 

"Titip kepada kepolisian untuk memonitor, kalau ada tempat wisata yang melakukan pelanggaran melebihi kapasitas, berkerumun yang tidak terkendalikan untuk segera di lapangan diambil tindakan. Karena hanya dengan itu kita bisa tetap hidup normal produktif walaupun sedang COVID-19," paparnya.

Menurutnya, perayaan Tahun Baru Imlek  2573 Kongzili akan diperingati pada 1 Februari 2022. Seiring lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia beberapa pekan ke belakang, mengimbau agar tempat ibadah seperti vihara untuk diatur pola terbaik dalam beribadah supaya kegiatan tidak menimbulkan kerumunan. 

"Untuk vihara dihimbau diatur kedatangan umat, mungkin tidak semua datang di waktu bersamaan, tapi di atur durasi waktu dan jam kedatangan. Sehingga semua bisa melakukan ibadah tapi tidak bertumpuk dalam satu titik waktu karena ini berpotensi memperparah situasi pandemi," katanya.

Dalam perayaan Tahun Baru Imlek ini, Emil memperkirakan tidak akan padat seperti libur panjang pergantian tahun, atau perayaan Hari Raya Idul Fitri. Namun ia tetap mewanti-wanti agar warga yang hendak beribadah menjaga protokol kesehatan dengan ketat. 

"Kalau saya amati, dari pengalaman Tahun Baru Imlek itu tidak padat-padat amat, yang penting ke sana pakai masker, kalau bisa di-double, kemudian memantau kerumunan dengan tindakan yang terukur," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement