Ahad 30 Jan 2022 15:05 WIB

Pemkot Depok: Jangan Panik

Sejak hari pertama penjualan minyak, masyarakat membeli dalam jumlah melebihi batas.

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Bilal Ramadhan
Pedagang menunjukkan minyak goreng curah di Pasar Agung, Depok, Jawa Bara
Foto: Antara/Asprilla Dwi Adha
Pedagang menunjukkan minyak goreng curah di Pasar Agung, Depok, Jawa Bara

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Depok menegaskan stok minyak goreng aman. Untuk itu warga diimbau agar tidak panic buying menyikapi kebijakan satu harga minyak goreng oleh Kementerian Perdagangan.

"Saya tegaskan stok minyak goreng di Kota Depok aman," ujar Kepala Bidang Perdagangan Disperdagin Kota Depok, Sony Hendro Prajoko di Balai Kota Depok, Jumat (28/1).

Baca Juga

Menurut Sony, persediaan minyak goreng di Kota Depok aman. Namun, sikap sebagian masyarakat yang membuat minyak goreng sulit didapat karena membelinya dengan jumlah yang banyak dalam satu waktu.

"Kami berharap masyarakat Depok tidak panic buying karena barangnya (minyak) ada, beli saja sesuai kebutuhan," harapnya.

Ia menambahkan, sejak hari pertama penjualan minyak goreng Rp 14 ribu/liter, masyarakat langsung memburu di ritel dengan membeli dalam jumlah melebihi batas maksimal.

"Padahal, dalam aturannya masing-masing orang hanya boleh membeli dua liter," ucap Sony.

Lanjut Sony, Pemerintah Pusat telah menjanjikan harga minyak goreng stabil di angka Rp 14 ribu/liter hingga enam bulan ke depan. Namun, harga tersebut belum berlaku di pasar tradisional dan toko sembako.

"Untuk di pasar tradisional belum bisa satu harga, karena pedagang membeli dengan harga stok lama. Nantinya mungkin bisa diretur oleh pemerintah pusat, setelah itu pedagang di pasar tradisional juga wajib menjual minyak goreng dengan harga Rp 14 ribu per liter," jelasnya.

Ia berharap, masyarakat dapat membeli minyak goreng sesuai dengan kebutuhannya masing-masing. Dia juga menyarankan agar masyarakat beralih ke masakan yang tidak memerlukan minyak goreng sebagai bahan utama.

“Kalau perlu malah untuk mengantisipasi dengan mencari masakan pengganti yang tidak memerlukan kebutuhan minyak goreng yang banyak," harap Sony.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement