Sabtu 29 Jan 2022 21:08 WIB

Pakar Bagikan Tips Isolasi Mandiri di Saat Omicron Menyerang

Ketika isolasi mandiri jaga kondisi diri agar tidak memburuk.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Pasien Covid-19 beraktivitas di area tempat isolasi terpusat. Isolasi pasien virus corona dapat pula dilakukan mandiri di rumah dengan memperhatikan sejumlah syarat.
Foto: Antara/Nyoman Hendra Wibowo
Pasien Covid-19 beraktivitas di area tempat isolasi terpusat. Isolasi pasien virus corona dapat pula dilakukan mandiri di rumah dengan memperhatikan sejumlah syarat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus Covid 19 di Indonesia kembali naik. Bila Anda terkonfirmasi positif, berikut tips dari Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Ari Fahrial Syam.

Ia mengakui pekan ini memang merupakan waktu yang cukup mengkhawatirkan untuk masyarakat Jakarta juga Indonesia karena jumlah kasus Covid-19 yang terus meningkat bahkan menembus angka penambahan kasus sebelumnya. Hal ini memang dihubungkan dengan melebarnya varian terbaru.

Baca Juga

Jaga etika batuk

Pertama, ada hal yang harus diketahui oleh seseorang yang memang sedang terinfeksi atau terkonfirmasi positif. Droplet Anda bisa menularkan orang lain karena droplet mengandung virus.

 

"Pada saat batuk, bersin atau berbicara masih bisa menularkan kepada orang lain," ujarnya dalam video yang dikirimkan kepada Republika.co.id, Sabtu (29/1/2022).

Jaga kondisi agar tidak semakin buruk

Tips kedua adalah menjaga agar kondisi tidak semakin buruk. Dari hasil diskusi Prof Ari dengan beberapa pakar paru dan juga hasil pengalaman pribadi dalam membantu menangani pasien, ada tiga yang harus diantisipasi ketika pasien Covid mengalami infeksi.

Pertama, pasien Covid biasanya pada minggu kedua mengalami peradangan pada paru khususnya dan menyebabkan terjadinya perburukan dari fungsi paru tersebut, sehingga saturasi turun.

"Hal ini menyebabkan pasien perlu mendapatkan suplementasi oksigen. Bahkan terburuknya perlu mendapatkan ventilator," ujarnya.

Kedua, orang dengan infeksi virus ini secara umum mempunyai daya tahan tubuh rendah, sehingga bisa saja mereka ini akan mudah sekali terinfeksi oleh infeksi lain. "Jadi harus dijaga agar pasien tidak terpapar oleh infeksi lain sehingga akan memperburuk keadaan," ujar Dekan FKUI ini.

Ketiga, hal-hal yang bisa menjadi komplikasi dari pasien Covid 19 yang biasanya juga muncul pada pekan kedua yaitu adanya hiperkoagulasi (kekentalan darah). "Yang bisa saja menyebabkan kematian mendadak, serangan jantung atau mengalami stroke atau gangguan hiperkoagulasi lainnya," ujarnya.

Kamar ada sirkulasi udara dan cahaya

Saat isolasi mandiri, usahakan pasien ada dalam satu kamar sendiri. Jika memang suami istri positif, memang ada beberapa tempat isolasi, yang isinya satu kamar berdua. "Tapi diusahakan memang satu kamar sendiri," ujarnya.

Selain itu, usahakan sirkulasi udara dari kamar baik. Sirkulasi udara keluar, usahakan ada jendela keluar, sehingga udara bisa keluar. Selain itu cahaya matahari ke dalam ruangan tersebut.

"Kita berharap untuk pasien, tambahan cahaya matahari ini juga dapat meningkatkan vitamin D. Dengan adanya ultraviolet dari matahari juga membersihkan virus," tambahnya.

Baca juga : Disuntik Vaksin Booster, Risiko Kematian Akibat Omicron Turun Hingga 95 Persen

Kamar mandi sendiri

Saat isolasi mandiri, diusahakan ada kamar mandi sendiri. Ketika seseorang mengalami Covid ke kamar mandi, bisa saja mengeluarkan dahak atau ingus, bisa saja virus menempel pada dinding kamar mandi. Begitupun saat buang air besar (BAB), virus menempel di saluran cerna, bisa saja menular.

"Jadi diusahakan kamar mandi sendiri, apabila tidak, maka setiap pasien itu masuk ke kamar mandi, harus segera dibersihkan," ujarnya.

Untuk yang membersihkan kamar mandi, lanjutnya, harus memakai masker dan sarung tangan. Kalau pasien masih ada tenaga, sebaiknya bersihkan sendiri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement