Ahad 30 Jan 2022 02:35 WIB

Rebound dari Resesi, Ekonomi AS Tumbuh 5,7 Persen

Ekonomi AS telah belajar beradaptasi dengan varian baru dan terus berproduksi.

Rep: Ali Mansur/ Red: Friska Yolandha
Seseorang memancing dilatarbelakangi Pelabuhan Aransas, Texas, Amerika Serikat. Pada 2021 ekonomi AS mengalami pertumbuhan dengan laju tercepat sejak kepresidenan Ronald Reagan.
Foto: AP Photo/Eric Gay
Seseorang memancing dilatarbelakangi Pelabuhan Aransas, Texas, Amerika Serikat. Pada 2021 ekonomi AS mengalami pertumbuhan dengan laju tercepat sejak kepresidenan Ronald Reagan.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pada tahun 2021 ekonomi AS mengalami pertumbuhan dengan laju tercepat sejak kepresidenan Ronald Reagan. AS berhasil bangkit kembali dengan ketahanan dari resesi virus Covid-19 yang berjalan singkat tapi menghancurkan pada tahun 2020.

Produk domestik bruto atau PDB Amerika Serikat dengan total output meningkat 5,7 persen pada tahun 2021. Itu adalah pertumbuhan tahun kalender terkuat sejak lonjakan 7,2 persen pada tahun 1984 setelah resesi sebelumnya. 

Baca Juga

Ekonomi mengakhiri 2021 dengan tumbuh pada kecepatan tahunan 6,9 persen yang tak terduga dari Oktober hingga Desember. Itu karena dunia usaha mengisi kembali stok dan persediaan mereka, seperti termuat dalam laporan Departemen Perdagangan Amerika Serikat, Kamis (27/1/2022).

"Ini menunjukkan bahwa ekonomi AS telah belajar beradaptasi dengan varian baru dan terus berproduksi," kata Beth Ann Bovino, kepala ekonom di Standard & Poor's Global Ratingsn, Sabtu (29/1/2022).

Namun terjepit oleh inflasi dan masih dihantui beban kasus Covid-19, ekonomi diperkirakan akan melambat tahun ini. Banyak ekonom telah menurunkan perkiraan mereka untuk kuartal Januari-Maret saat ini yang mencerminkan dampak dari varian omicron. Untuk tahun 2022, Dana Moneter Internasional telah memperkirakan bahwa pertumbuhan PDB negara akan melambat menjadi 4 persen.

Banyak bisnis AS, terutama restoran, bar, hotel, dan tempat hiburan, tetap berada di bawah tekanan dari varian omicron. Itu juga yang membuat jutaan orang berdiam diri di rumah untuk menghindari keramaian. 

Pengeluaran konsumen sebagai pendorong utama ekonomi, mungkin tahun ini tertahan lebih jauh oleh hilangnya bantuan pemerintah untuk rumah tangga, yang memelihara aktivitas pada tahun 2020 dan 2021 tetapi sebagian besar telah berakhir.

Terlebih lagi pada hari Rabu lalu, Federal Reserve menjelaskan bahwa pihaknya berencana untuk menaikkan suku bunga beberapa kali tahun ini. Hal itu untuk memerangi inflasi terpanas dalam hampir empat dekade. 

Kenaikan suku bunga itu akan membuat pinjaman lebih mahal dan mungkin memperlambat ekonomi tahun ini. Pertumbuhan tahun lalu didorong oleh lonjakan 7,9 persen dalam belanja konsumen dan peningkatan 9,5 persen dalam investasi swasta.

 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement