Sabtu 29 Jan 2022 04:41 WIB

Ekspor Produk Halal Bisa Tingkatkan Pemulihan Ekonomi Nasional

Ekspor Produk Halal Dapat Tingkatkan Pemulihan Ekonomi Nasional

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Muhammad Hafil
Ekspor Produk Halal Bisa Tingkatkan Pemulihan Ekonomi Nasional. Foto: Kawasan industri halal. Ilustrasi
Foto: MCIE
Ekspor Produk Halal Bisa Tingkatkan Pemulihan Ekonomi Nasional. Foto: Kawasan industri halal. Ilustrasi

IHRAM.CO.ID,JAKARTA -- Indonesia perlu fokus memperbesar ukuran ekonomi syariah pada tahun ini. Pengamat Ekonomi Syariah, Irfan Syauqi Beik mengatakan dengan memperbesar ukuran ekonomi syariah maka kontribusi pada ekonomi nasional akan semakin besar.

"Porsi dan kontribusi ekonomi syariah terhadap perekonomian nasional perlu diperbesar, ini yang perlu dilakukan," katanya pada Republika, Rabu (26/1).

Baca Juga

Ia mencontohkan dengan volume industri halal yang terus ditingkatkan dan pengembangan inovasi terkait industri. Agar industri halal nasional bisa menguasai pasar domestik dan merambah ekspor yang lebih besar.

Ia berharap ekspor produk halal Indonesia juga semakin dominan dan berkembang. Menurut Laporan Ekonomi dan Keuangan Syariah Indonesia (LEKSI) 2021 yang baru saja diluncurkan pada Rabu (26/1) oleh Bank Indonesia, telah terjadi peningkatan kontribusi ekonomi syariah pada pertumbuhan ekonomi nasional.

Termasuk dari sisi industri halal, khususnya makanan halal yang masih berdaya tahan. Ekspor sektor makanan halal pada sampai dengan Oktober 2021 mencapai 38,27 miliar dolar AS, tumbuh 35,60 persen (yoy).

Peningkatan tersebut relatif lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan impor. Sehingga secara umum Indonesia masih menjadi negara net ekspor untuk bahan makanan halal.

Kontributor utama kelompok komoditas yang mendorong pertumbuhan ekspor makanan sampai dengan Oktober 2021 yaitu komoditas animal or vegetable fats, oils and waxes, termasuk minyak sawit yang jumlahnya sebesar 25,25 miliar dolar AS. Nilai tersebut menempati pangsa 65,98 persen terhadap total ekspor bahan makanan halal.

Sedangkan dua kelompok komoditas penyumbang impor terbesar makanan sampai dengan Oktober 2021 yaitu

Vegetables and Products of Vegetables Origin sebesar 7,53 miliar dolar AS dengan pangsa 41,83 persen. Selain itu Prepared Food Products and Beverage sebesar 7,47 miliar dolar AS dengan pangsa 41,53 persen.

Membaiknya harga Crude Palm Oil (CPO) dunia yang didukung dengan tren peningkatan harga komoditas mendorong pertumbuhan nilai ekspor makanan halal Indonesia. Mengingat CPO merupakan salah satu komoditas unggulan ekspor.

Perbaikan pada kinerja sektor eksternal ini menjadi salah satu penopang pertumbuhan ekonomi syariah nasional. Kinerja perdagangan Indonesia dengan negara anggota OKI selama masa pandemi juga tetap mempertahankan posisi sebagai net eksportir tanpa komoditas minyak dan gas.

Hal tersebut terlihat dari nilai ekspor non-minyak dan gas (non-migas) Indonesia ke negara anggota OKI pada kuartal III 2021 yang tercatat 7,29 miliar dolar AS. Sementara impor sebesar 2,29 miliar dolar AS.

Komoditas utama ekspor Indonesia ke negara anggota OKI yaitu produk lemak dan minyak hewani atau nabati dan produk turunannya, dan lemak siap saji yang dapat dimakan. Sementara produk bahan bakar mineral, minyak mineral dan produk penyulingannya masih menjadi komoditas utama impor Indonesia.

Di sisi lain, pangsa ekspor Indonesia ke negara anggota OKI pada kuartal II 2021 rata-rata mencapai 13,13 persen. Sementara pangsa impor Indonesia terhadap seluruh total impor negara anggota OKI mencapai 11,93 persen.

Pada kuartal III 2021, performa ekspor Indonesia ke negara anggota OKI mencapai 7,29 miliar dolar AS. Nilai tersebut meningkat 65,67 persen dibandingkan nilai ekspor pada periode yang sama pada tahun 2020.

Peningkatan permintaan produk lemak dan minyak hewan atau nabati ke beberapa negara tujuan ekspor utama, seperti Malaysia dan Pakistan, menjadi penopang dari tingginya kinerja ekspor Indonesia ke negara anggota OKI.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement