Sabtu 29 Jan 2022 03:24 WIB

MER-C Minta Pameran dan Museum Holocaust di Indonesia Ditutup

Museum holocaust dibangun oleh pengusaha keturunan Yahudi.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
 MER-C Minta Pameran dan Museum Holocaust di Indonesia Ditutup. Foto:  Logo MER-C Indonesia.
Foto: Dok MER-C
MER-C Minta Pameran dan Museum Holocaust di Indonesia Ditutup. Foto: Logo MER-C Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Presidium Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia, dr. Sarbini Abdul Murad menyayangkan diselenggarakannya pameran foto sejarah Holocaust dan pembukaan Museum Holocaust di Indonesia pada Kamis, 27 Januari 2022. 

Sarbini mengatakan, MER-C meminta kegiatan tersebut dihentikan dan museum yang berlokasi di Tondano, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara yang dibangun oleh pengusaha Indonesia berdarah Yahudi Yaakov Baruch segera ditutup. MER-C juga meminta aktifitas-aktifitas serupa lainnya dilarang di Indonesia.

Baca Juga

"Ini adalah langkah-langkah yang secara tidak langsung merupakan upaya membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Ini prolog yang ingin disampaikan oleh orang-orang Yahudi minoritas bahwa ada peristiwa Holocaust menyedihkan yang pernah dialami bangsa Israel," kata Sarbini melalui pesan tertulis kepada Republika, Jumat (28/1/2022). 

Sarbini mengatakan, mereka ingin menyampaikan pesan kepada masyarakat Indonesia bahwa Israel adalah bangsa yang tertindas dan menderita. Walaupun Holocaust memang ada, namun masih menjadi perdebatan sejarah mengenai jumlah orang Yahudi yang menjadi korban.

"Mereka ingin mengetuk dan membuka hati rakyat Indonesia dengan informasi-informasi semacam ini. Targetnya diharapkan ke depan rakyat Indonesia tidak akan menolak pembukaan hubungan diplomatik dengan Israel," ujarnya.

Sarbini juga meluruskan bahwa mereka bukan memusuhi warga Yahudi. Namun hal ini tentang paham Zionisme yang identik dengan kolonialisme dan rasialisme. 

Menurut Sarbini, justru yang terjadi sekarang adalah sebaliknya, Israel lah yang tengah melakukan Holocaust terhadap rakyat Palestina. Untuk itu, MER-C berharap pemerintah Indonesia konsisten dengan dukungan dan pembelaan terhadap Palestina, yang berarti hal-hal seperti ini harus dianggap sebagai suatu aktifitas ilegal. 

"Pendirian museum dan pameran foto Holocaust yang berlangsung di Minahasa melukai sejarah dan perjuangan rakyat Indonesia yang selama ini selalu bersama Palestina dan mendukung perjuangan bangsa Palestina," ujarnya.

Sarbini mengatakan, pemerintah Indonesia jangan di satu sisi membela Palestina, namun di sisi lain membiarkan ada orang-orang yang melakukan upaya-upaya yang bertentangan dengan aspirasi pemerintah dan rakyat Indonesia untuk Palestina. Pemerintah harus melarang aktifitas-aktiftas serupa di Indonesia.

Sarbini juga menyayangkan kehadiran Duta Besar Jerman untuk Indonesia pada acara tersebut. Menurutnya, tidak tepat kehadiran Duta Besar Jerman karena Indonesia tidak mempunyai hubungan diplomatik dengan Israel dan rakyat Indonesia mendukung perjuangan Palestina. Jangan sampai hal-hal seperti ini mengganggu hubungan dengan rakyat Indonesia.

"Mengingatkan agar pemerintah dan rakyat Indonesia jangan sampai kecolongan, Museum Holocaust dan pameran Holocaust harus ditutup," tegasnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement