Kamis 27 Jan 2022 21:31 WIB

Jokowi Ajak Komunitas B20 Investasi pada Transformasi Energi

Jokowi mengundang investasi yang mendorong nilai tambah yang saling menguntungkan.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Fuji Pratiwi
Presiden Joko Widodo (dua kiri), Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia (kiri), Sekretaris Kabinet Pramono Anung (kanan) dan Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid (dua kanan) mengahdiri secara virtual acara pertemuan pendahuluan atau B20 Inception Meeting, di Jakarta, Kamis (27/1/2022). Inception Meeting tersebut dihadiri oleh delegasi anggota G20 dan berlangsung 27 hingga 28 Januari 2022.
Foto: Prayogi/Republika.
Presiden Joko Widodo (dua kiri), Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia (kiri), Sekretaris Kabinet Pramono Anung (kanan) dan Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid (dua kanan) mengahdiri secara virtual acara pertemuan pendahuluan atau B20 Inception Meeting, di Jakarta, Kamis (27/1/2022). Inception Meeting tersebut dihadiri oleh delegasi anggota G20 dan berlangsung 27 hingga 28 Januari 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong kontribusi komunitas B20 untuk berinvestasi guna mempercepat transformasi energi di Indonesia. Saat peresmian pembukaan B20 Indonesia Inception Meeting 2022 secara virtual, Jokowi menyebutkan salah satu peluang utama yang dapat dimanfaatkan untuk berinvestasi yakni di sektor transformasi menuju ekonomi hijau.

"Kami mengharapkan kontribusi B20 untuk mempercepat transformasi energi yang mulus tanpa menimbulkan dampak negatif pada masyarakat kecil," kata Jokowi saat peresmian pembukaan B20 Indonesia Inception Meeting 2022 secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis (27/1/2022).

Baca Juga

Di sektor transisi menuju ekonomi hijau, Jokowi menyinggung terkait pendanaan dan kemitraan yang dibutuhkan serta alih teknologi untuk mendorong produksi berbasis ekonomi hijau.

"Solusi global dalam hal pendanaan dan kemitraan merupakan agenda yang harus menjadi perhatian utama kita, termasuk alih teknologi untuk mendorong produksi berbasis ekonomi hijau. Kita mengundang investasi yang bisa mendorong nilai tambah yang saling menguntungkan," kata Jokowi.

Menurutnya, potensi sektor energi terbarukan harus diikuti dengan skenario dan peta jalan yang jelas, termasuk juga pendanaan dan investasi. Indonesia sendiri, kata dia, memiliki potensi energi baru terbarukan sebesar 418 gigawatt yang bersumber dari air, panas bumi, angin, dan juga matahari.

Selain itu, Indonesia juga memiliki kekayaan sumber daya mineral logam yang dibutuhkan untuk mendorong transisi menuju ekonomi hijau yang berkelanjutan, seperti nikel, bauksit, timah, dan juga tembaga.

Jokowi memastikan, Indonesia akan mensuplai cukup bahan-bahan tersebut untuk kebutuhan dunia. Namun ia menegaskan suplai yang akan diberikan dalam bentuk barang jadi atau setengah jadi yang memiliki nilai tambah yang tinggi, bukan bahan mentah.

"Hilirasi nikel yang telah kita lakukan sejak 2015 sudah memberikan dampak tidak hanya dalam penciptaan lapangan kerja, tapi juga dalam sisi ekspor maupun neraca perdagangan Indonesia," ungkap Jokowi.

Ia menyampaikan, nilai ekspor Indonesia pun mencapai sebesar 230 miliar dolar AS di mana besi baja berperan sangat besar dalam peningkatannya. Ekspor besi baja di 2021 mencapai 20,9 miliar dolar AS, meningkat dari sebelumnya yang hanya 1,1 miliar dolar AS pada 2014. Sedangkan pada 2022, ia memperkirakan nilai ekspor dapat mencapai 28-30 miliar dolar AS.

"Setelah nikel kita akan mendorong investasi di sektor bauksit, tembaga, dan timah," tambah dia.

Jokowi menambahkan, kebijakan terkait mekanisme transisi energi dan bahan bakar fosil ke energi baru terbarukan akan menjamin kepastian investasi. Ia mengungkapkan, pemerintah mendorong pensiun dini PLTU ke energi baru terbarukan seperti geothermal dan solar panel di Jawa dan Sumatera.

"Dan kita akan membuka partisipasi di sektor swasta untuk berinvestasi di transisi energi ini. Saat ini ada 5,5 gigawatt PLTU yang siap untuk program early retirement ini," jelas Jokowi.

Selain itu, pemerintah juga memberikan perhatiannya pada dekarbonisasi di sektor transportasi. Ia mengatakan, elektrifikasi di sektor transportasi dimulai dengan pembangunan mass urban transport seperti LRT dan MRT di Jakarta, serta mendorong investasi untuk pabrik mobil listrik.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement