Kamis 27 Jan 2022 16:11 WIB

BKSDA Bengkulu Usir Harimau yang Menyerang Ternak Warga Mukomuko

Kata BKSDA, harimau Sumatra senang main di Mukomuko karena ada hewan ternak.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Petugas BKSAD Bengkulu menangkap harimau Sumatra yang masuk permukiman warga Kabupaten Mukomuko (ilustrasi).
Foto: ANTARA FOTO/Fransisco Carolio
Petugas BKSAD Bengkulu menangkap harimau Sumatra yang masuk permukiman warga Kabupaten Mukomuko (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, MUKOMUKO -- Balai Konservasi Sumber Daya (BKSDA) Bengkulu, melalui Resor Air Hitam kembali melakukan pengusiran harimau Sumatra yang menyerang satu ternak warga Unit Pemukiman Transmigrasi Lubuk Talang, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkuli, Kamis (27/1/2022), ke lokasi Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS).

"Kita utamakan pengusiran harimau menjauh dari habitatnya yang berada dekat permukiman penduduk ke lokasi yang lebih jauh di Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS)," kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Bengkulu, Said Jauhari di Kabupaten Mukomuko, Kamis.

Baca Juga

BKSDA Bengkulu melalui Resor Air Hitam sebelumnya pada 12 Januari 2022 melakukan pengusiran dengan cara tembak meriam dan bunyian marcon. Petugas juga sempat semunggu permukiman tersebut aman dari harimau. Kemudian, harimau kembali masuk ke permukiman pendidikan. Said menyebut, kemungkinan satwa tersebut senang main di kawasan tersebut karena ada hewan ternak.

"Kita lakukan pengusiran sekalian membawa kerangkeng tangkap atau kerangkeng jebak ke lokasi, lalu dikasih umpan, hasil identifikasi ada satu ekor harimau, kita khawatir ada dua hingga tiga harimau, kalau satu masuk perangkap, bagaimana dengan yang lain," ujarnya.

Said mengatakan, harimau masuk permukiman penduduk di UPT Lubuk Talang, Kecamatan Malin Deman, merupakan kejadian berulang. Dia menduga, harimau itu termasuk penunggu wilayah tersebut. UPT Lubuk Talang, Kecamatan Malin Deman berada dekat dengan hutan negara, yakni 500 meter dari kawasan Hutan Produksi Terbatas Air Ipuh I.

Hal itu menyebabkan perambah juga masuk ke kawasan tersebut. Sehingga kawasan hutan di lokasi itu terus berkurang, yang membuat harimau berkeliaran ke permukiman warga. Kemudian di UPT Lubuk Talang tersebut masih banyak hutan kecil.

Said menjelaskan, habitat harimau tidak hanya di hutan belantara, tetapi juga bermain di hutan sekunder. Apalagi, harimau juga berburu babi dekat permukiman warga. Dia menjelaskan, ada dua kemungkinan terjadi konflik karena habitat yang di atas terganggu, persediaan makanan sedikit, dan sebelumnya ada kejadian penyakit flu babi sehingga pakan di alam kurang.

Selain itu, menurut Said, kalau harimau sakit, satwa tersebut tidak sanggup melakukan perburuan mangsa. Sehingga salah satu solusi yang dilakukan harimau adalah encari hewan jinak di perkampungan. Dia pun mengimbau, masyarakat UPT Lubuk Talang, Kecamatan Malin Deman untuk berhati-hati karena wilayahnya dekat habitat harimau.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement