Rabu 26 Jan 2022 15:23 WIB

Lebih dari Separuh Warga Gaza Hidup di Bawah Garis Kemiskinan

Kemiskinan di Gaza adalah akibat 16 tahun blokade Israel

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Nashih Nashrullah
Fakir miskin di Gaza. Kemiskinan di Gaza adalah akibat 16 tahun blokade Israel
Foto: Istimewa
Fakir miskin di Gaza. Kemiskinan di Gaza adalah akibat 16 tahun blokade Israel

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA— Lembaga HAM, Euro-Mediterranean Human Rights Monitor menyebut ada lebih dari setengah dari 2,3 juta penduduk Gaza dilaporkan hidup di bawah garis kemiskinan. 

Ini sebagai akibat dari 16 tahun blokade Israel yang diberlakukan di daerah kantong pantai, sebuah kelompok hak asasi yang berbasis di Jenewa.  

Baca Juga

Menurut LSM yang didirikan pembela hak asasi manusia Gaza Ramy Abdu itu, ada sekitar 1.5 juta warga Gaza telah menjadi miskin di tengah pengepungan Israel. 

Seperti diketahui, pada 2006 Israel memberlakukan pengepungan ilegal di daerah kantong pantai ketika Hamas, sebuah kelompok Islam Palestina, memenangkan pemilihan umum di Wilayah Palestina.  

Keberhasilan pemilihan mereka mengakibatkan bentrokan dengan saingan dari Fatah, gerakan yang menjalankan pemerintah Palestina (PA).  

Israel memperketat blokadenya terhadap Gaza setelah Hamas secara paksa mengambil alih wilayah itu dari Fatah pada 2007.

"Kebijakan hukuman kolektif Israel terhadap penduduk Gaza masih konsisten, dengan cara yang jelas menunjukkan niat Israel untuk menimbulkan kerugian materi dan moral yang besar pada penduduk Gaza," kata laporan itu. 

Dia menambahkan bahwa krisis kemanusiaan di Gaza telah berlipat ganda di tengah blokade. Pada 2005, sebelum pengepungan Israel, tingkat pengangguran sekitar 23,6 persen, sementara pada akhir 2021 mencapai 50,2 persen dan menjadi salah satu tingkat pengangguran tertinggi dunia. 

Israel, yang menganggap Hamas sebagai organisasi teror bersama dengan Uni Eropa, Amerika Serikat, dan Inggris, meluncurkan empat operasi militer skala besar di Jalur Gaza antara 2008 dan 2021. 

"Serangan Israel menghancurkan puluhan ribu rumah dan industri, menyebabkan runtuhnya fasilitas ekonomi di Jalur Gaza," jelas laporan itu. 

Organisasi itu meminta masyarakat internasional untuk menekan Israel agar mengakhiri pengepungan ilegal, mendesak Pengadilan Kriminal Internasional "untuk membuka penyelidikan terhadap para pemimpin dan tentara Israel. Terutama yang terlibat dalam kebijakan hukuman kolektif dan serangan militer terhadap Gaza.   

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement