Rabu 26 Jan 2022 05:31 WIB

BMKG: Tinggi Gelombang Laut Selatan Jabar-DIY Capai Empat Meter

Peningkatan tinggi gelombang laut ini dipengaruhi oleh kecepatan angin yang bertiup.

Nelayan menatap ombak di pinggiran Pantai Pondok Perasi Ampenan, Mataram, NTB, Rabu (16/12/2020). Sebagian besar nelayan di daerah tersebut tidak melaut karena imbauan BMKG Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid, yang menyatakan kondisi cuaca NTB untuk tiga hari ke depan berpotensi terjadi gelombang tinggi yang mencapai 1 hingga 2 meter atau lebih di perairan selat Lombok bagian utara dan selatan.
Foto: ANTARA/Ahmad Subaidi
Nelayan menatap ombak di pinggiran Pantai Pondok Perasi Ampenan, Mataram, NTB, Rabu (16/12/2020). Sebagian besar nelayan di daerah tersebut tidak melaut karena imbauan BMKG Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid, yang menyatakan kondisi cuaca NTB untuk tiga hari ke depan berpotensi terjadi gelombang tinggi yang mencapai 1 hingga 2 meter atau lebih di perairan selat Lombok bagian utara dan selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Tinggi gelombang laut di selatan Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta berpotensi mencapai kisaran 2,5-4 meter. Kondsi itu, Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo, termasuk kategori geombang tinggi.

"Peningkatan tinggi gelombang laut ini dipengaruhi oleh kecepatan angin yang bertiup di atas wilayah perairan Indonesia," kata Teguh Wardoyo di Cilacap, Jawa Tengah, Selasa (25/1/2022).

Dalam hal ini, kata dia, pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari utara-timur laut dengan kecepatan angin berkisar 5-25 knot. Sementara di wilayah Indonesia bagian selatan, lanjut dia, dominan bergerak dari barat daya-barat laut dengan kecepatan berkisar 8-25 knot.

Menurut dia, kecepatan angin tertinggi terpantau di Laut Jawa dan perairan selatan Jawa hingga Pulau Sumba. "Oleh karena itu, kami mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi di laut selatan Jabar hingga DIY yang berlaku pada tanggal 25-26 Januari 2022 dan akan diperbarui jika ada perkembangan lebih lanjut," katanya.

Dia mengatakan, wilayah yang berpotensi terjadi gelombang tinggi (2,5-4 meter) meliputi perairan selatan Sukabumi, perairan selatan Cianjur, perairan selatan Garut, perairan selatan Tasikmalaya, perairan selatan Pangandaran, perairan selatan Cilacap, perairan selatan Kebumen, perairan selatan Purworejo, dan perairan selatan Yogyakarta.

Selain itu, Samudra Hindia selatan Sukabumi, Samudra Hindia selatan Cianjur, Samudra Hindia selatan Garut, Samudra Hindia selatan Tasikmalaya, Samudra Hindia selatan Pangandaran, Samudra Hindia selatan Cilacap, Samudra Hindia selatan Kebumen, Samudra Hindia selatan Purworejo, dan Samudra Hindia selatan Yogyakarta.

Terkait dengan hal itu, Teguh mengimbau, masyarakat pengguna jasa kelautan untuk memerhatikan risiko tinggi gelombang terhadap keselamatan pelayaran. "Dalam hal ini, nelayan tradisional yang menggunakan perahu berukuran kecil diimbau untuk waspada terhadap kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter," katanya.

Selain itu, operator tongkang diimbau agar mewaspadai angin dengan kecepatan lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter. Kapal feri juga diminta mewaspadai kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter, sedangkan kapal ukuran besar seperti kapal kargo atau pesiar diimbau waspada terhadap kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter.

"Kami mohon masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi terjadinya gelombang tinggi demi keselamatan semua," kata Teguh.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement