Selasa 25 Jan 2022 17:48 WIB

Polisi: Pelaku Bentrok Mematikan di Sorong Bukan Orang Papua

Tercatat setidaknya 18 orang tewas akibat buntut dari bentrokan di tempat karaoke.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Teguh Firmansyah
Sejumlah pekerja tempat hiburan malam Double O mengungsi usai bentrokan di Kota Sorong, Papua Barat, Selasa dini hari (25/1/2022). Bentrok antara dua kelompok masyarakat itu mengakibatkan tempat hiburan malam Double O dibakar massa, sebanyak 18 orang tewas serta 31 pekerja mengungsi.
Foto: ANTARA/Olha Mulalinda
Sejumlah pekerja tempat hiburan malam Double O mengungsi usai bentrokan di Kota Sorong, Papua Barat, Selasa dini hari (25/1/2022). Bentrok antara dua kelompok masyarakat itu mengakibatkan tempat hiburan malam Double O dibakar massa, sebanyak 18 orang tewas serta 31 pekerja mengungsi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepolisian memastikan, bentrokan yang menewaskan 18 orang di Kota Sorong, Papua Barat, pada Senin (24/1) malam waktu setempat, bukan pertikaian antara kelompok sesama asli Papua (OAP) dengan suku pendatang dari luar Papua. Menurut Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Papua Barat, Komisaris Besar (Kombes) Adam Erwindi, dari penyelidikan sementara ini, pada Selasa (25/1/2022) teridentifikasi kejadian mematikan di tempat karaoke Doubel 0 itu melibatkan kelompok pendatang dari luar Papua (non-AOP).

“Itu bentrokan bukan sesama orang Papua. Bukan OAP (orang Papua) dengan pendatang. Tetapi, itu pertikaian antar kelompok, suku dari luar Papua,” begitu kata Kombes Adam saat dihubungi Republika.co.id, dari Jakarta, Selasa (25/1). 

Baca Juga

Ia mengatakan, sampai saat ini, tercatat 18 orang meninggal dunia. Satu tewas karena perkelahian, sedangkan 17 orang lainnya, diketahui tewas di dalam tempat hiburan yang dibakar saat bentrokan terjadi.  “Yang meninggal dunia 17 orang di dalam (terbakar) sulit untuk diidentifikasi. Yang satu meninggal karena perkelahian,” ujar Adam menambahkan.

Saat ini, kata, Polres Kota Sorong, bersama Polda Papua Barat, terus melakukan penyelidikan terkait bentrok antar orang-orang luar Papua tersebut. “Penegakan hukum tetap kita lakukan,” ujar Adam. Tetapi, ia menegaskan, paling penting saat ini, kepolisian, bersama tokoh-tokoh masyarakat setempat, menghendaki agar bentrokan tak kembali terjadi.

“Jadi prioritasnya saat ini, adalah memastikan Kota Sorong, tetap kondusif, dan aman. Dan saat ini, sudah kondusif, dan sudah aman. Situasi sudah aman. Penegakan hukum tetap dilakukan,” terang Adam.

Namun, kata dia, dalam proses pengungkapan, dan penegakan hukum, tim kepolisian belum ada melakukan penangkapan, maupun penetapan tersangka atas bentrokan tersebut. “Yang ditangkap belum ada. Tersangka juga belum ada. Kita utamakan kondusif terlebih dahulu,” terang Adam.

Bentrokan maut terjadi di Kota Sorong, Papua Barat, pada Senin (24/1) malam waktu setempat. Bentrokan tersebut, membuat 18 orang tewas mengenaskan. Satu yang tewas, dikatakan karena bacokan. Sedangkan 17 lainna, hilang nyawa di dalam tempat karaoke yang dibakar. Atas insiden ini, Mabes Polri memerintahkan kepolisian di Papua Barat untuk penuntasan kasus tersebut. “Saat ini sedang dilakukan penyelidikan untuk mengungkap aktor intelektual, dan pelaku dari dua kelompok yang bentrokan tersebut,” kata Kadiv Humas Mabes Polri, Inspektur Jenderal (Irjen) Dedi Prasetyo, di Jakarta, Selasa (25/1).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement