Jumat 21 Jan 2022 08:17 WIB

Waspada di Tiga Wilayah Terbanyak Omicron Transmisi Lokal Ini

Menkes memprediksi puncak gelombang omicron pada akhir Februari hingga awal Maret.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Agus raharjo
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengikuti rapat kerja dengan Komisi IX di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (17/1/2022). Rapat kerja tersebut membahas program kerja Kementerian Kesehatan Tahun 2022 serta memberikan penjelasan terkait program penanganan penyakit berbiaya tinggi (Katastropik) baik Penyakit Menular (PM) maupun Penyakit Tidak Menular (PTM) serta program imunisasi nasional di masa pandemi.
Foto: ANTARA/Galih Pradipta
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengikuti rapat kerja dengan Komisi IX di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (17/1/2022). Rapat kerja tersebut membahas program kerja Kementerian Kesehatan Tahun 2022 serta memberikan penjelasan terkait program penanganan penyakit berbiaya tinggi (Katastropik) baik Penyakit Menular (PM) maupun Penyakit Tidak Menular (PTM) serta program imunisasi nasional di masa pandemi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengakui, mayoritas kenaikan kasus Covid-19 varian omicron di dunia terjadi dalam waktu yang sangat cepat dan singkat. Hanya sekira antara 35 hingga 65 hari.

Di Indonesia, sambung Budi, relatif terkendali, meskipun varian omicron sudah masuk dan sudah adanya transmisi lokal. Menkes memperkirakan, wilayah DKI Jakarta dan Bodetabek menjadi daerah pertama yang akan mengalami lonjakan kasus.

Baca Juga

Mengingat dari hasil identifikasi Kemenkes, mayoritas transmisi lokal varian omicron terjadi di DKI Jakarta, dan diperkirakan dalam waktu dekat juga akan meluas ke wilayah Bodetabek. Mengingat secara geografis daerah-daerah tersebut berdekatan dan mobilitas masyarakatnya sangat tinggi.

"Paling banyak (Omicron) DKI, Jabar dan Banten, ini yang sudah ada transmisi lokal. Naiknya cepat dan banyak," kata Budi saat hadir di Peresmian Pabrik PT Biosensor Healthcare di Purwakarta, Jawa Barat, Kamis (20/1/2022).

Merujuk pada laporan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang diterima Republika.co.id, pada Kamis (20/1/2022), pasien omicron DKI Jakarta menyebar ke beberapa wilayah. Berdasarkan data yang dihimpun Kemenkes hingga Ahad (15/1/2022), sebaran omicron di DKI didominasi warga Kecamatan Cilandak, Kalideres, Kebon Jeruk, Kebayoran Baru, dan Senen.

Selain di DKI Jakarta, varian omicron juga menyebar di Jawa Barat hingga Jawa Timur. Termasuk di antaranya Depok, Tangerang Selatan, hingga Surabaya.

Beruntungnya, hanya hanya 12 persen dari total kasus omicron yang dilaporkan mengalami gejala sedang. Sementara sisanya masih didominasi tanpa gejala dan gejala ringan.

Sekitar 90 persen dari seluruh pasien omicron sudah divaksinasi. Hal ini juga menunjukkan vaksin Covid-19 efektif lantaran membuat yang terpapar tak merasakan gejala atau tanpa gejala.

Lebih lanjut Budi memperkirakan, puncak gelombang kenaikan kasus omicron di Indonesia akan terjadi pada akhir Februari hingga awal Maret. Hal ini merupakan dampak dari kenaikan kasus omicron yang terjadi di seluruh dunia.

"Kita akan menghadapi (lonjakan kasus) akhir Februari sampai awal Maret, tinggal bagaimana bersiap menghadapinya," ujarnya.

Ia pun mendorong agar daerah meningkatkan kegiatan surveilans sehingga penemuan kasus bisa dilakukan sedini mungkin. Supaya tidak menjadi sumber penularan di tengah masyarakat. Pada pelaksanaannya, Kemenkes akan dibantu TNI dan Polri.

Yang tak kalah pentingnya, protokol kesehatan 5M. Seperti menggunakan masker, mengurangi mobilitas, menghindari kerumunan, mencuci tangan pakai sabun, menjaga jarak, serta aktif menggunakan aplikasi PeduliLindungi harus ditegakkan sebagai bagian penting pengendalian Covid-19. Menkes menyebutkan vaksinasi booster juga akan menjadi fokus pemerintah.

Menurutnya cakupan vaksinasi booster di wilayah Jabodetak akan dikebut untuk meningkatkan dan mempertahankan kekebalan tubuh dari ancaman penularan varian omicron. “Selain prokes dan surveilans, juga dipastikan semua rakyat DKI Jakarta dan Bodetabek akan dipercepat vaksinasi booster-nya agar mereka siap kalau gelombang omicron nanti naik secara cepat dan tinggi,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement