Kamis 20 Jan 2022 11:45 WIB

Mengapa Arteria Dahlan Belum Minta Maaf Secara Terbuka?

Spanduk bertuliskan 'Arteria Dahlan Musuh Orang Sunda' terpasang di Kota Bandung.

Rep: Febrianto Adi Saputro/Fauzi Ridwan/Arie/ Red: Teguh Firmansyah
Anggota Komisi III DPR Arteria Dahlan melakukan mediasi dengan Anggiat Pasaribu di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (25/11/2021). Dalam mediasi tersebut Anggiat Pasaribu meminta maaf secara langsung kepada Ibunda Arteria Dahlan terkait kasus cekcok di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Banten pada Minggu (21/11/2021) lalu yang videonya sempat viral di sosial media.
Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja
Anggota Komisi III DPR Arteria Dahlan melakukan mediasi dengan Anggiat Pasaribu di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (25/11/2021). Dalam mediasi tersebut Anggiat Pasaribu meminta maaf secara langsung kepada Ibunda Arteria Dahlan terkait kasus cekcok di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Banten pada Minggu (21/11/2021) lalu yang videonya sempat viral di sosial media.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus PDIP Arteria Dahlan belum juga meminta maaf secara terbuka terkait pernyataannya yang dianggap menyinggung orang  Sunda. Arteria hanya menjelaskan perihal maksud pernyataannya yang meminta agar Kajati berbahasa Sunda dicopot.   

"Saya mau membantu institusi kejaksaan, termasuk Jaksa Agung agar tidak ada Sunda Empire di kejaksaan. Namun mereka yang menjabat di posisi strategis tertentu karena kompetensi, kapasitas dan kualitasnya," kata Arteria kepada wartawan, Rabu (19/1/2022).

Baca Juga

Ia bahkan meminta publik, terutama masyarakat Sunda, memahami situasi rapat saat. Arteria berdalih, selama ini ada isu yang menyebar terkait istilahnya Sunda Empire di institusi Adhiyaksa ini.  Ada pejabat di Kajati yang mempertontonkan nepotisme kedekatan suku dan kedekatannya dengan Jaksa Agung yang sekarang Sanitiar Burhanuddin. Sayang Arteria tidak menunjukkan klaimnya yang dimaksud.

Ibarat nasi sudah jadi bubur. Pernyataan Arteria dinilai sudah menyakiti etnis Sunda. Tak hanya di tataran elite, Spanduk berukuran besar bertuliskan 'Arteria Dahlan Musuh Orang Sunda' terpasang di Jalan Tamansari, Rabu (19/1/2022), tepatnya di dekat Taman Jomblo, Kota Bandung.  Belum diketahui siapa orang yang memasang spanduk tersebut. Namun Seorang petugas melihat spanduk tersebut baru pada, Rabu (19/1/2022)."Kayanya tadi malem (dipasang)," ujarnya, Rabu (19/1/2022).

 

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil secara terbuka meminta agar Arteria untuk meminta maaf agar persoalan ini tidak berlarut-larut.  "Jadi saya mengimbau Pak Arteria Dahlan sebaiknya meminta maaf ya kepada masyarakat Sunda di nusantara ini, tapi kalau tidak dilakukan pasti akan bereskalasi karena sebenarnya orang Sunda itu pemaaf ya, jadi saya berharap itu dilakukan," ujar Ridwan Kamil saat menghadiri acara Musyawarah AMS Provinsi Bali di Hotel Aryaduta, Kabupaten Badung, Selasa (18/1/2022) malam.

Ketua Umum Pengurus Besar Paguyuban Pasundan, Prof Dr H.M Didi Turmudzi, MSi, apa yang dikatakan Arteri Dahlan dalam rapat dengar pendapat di Komisi II DPR RI, sangat menyinggung dan melukai masyarakat Sunda.

"Oleh karena kami ingin agar Pak Arteria Dahlan segera minta maaf kepada masyarakat Sunda untuk menghindari polemik yang lebih besar,” ujar Prof Didi dalam siaran persnya Rabu (19/1/2022).

Prof Didi, menilai sebagai politisi Arteria seharusnya memiliki jiwa patrionalisme dan menghormati setiap keberagaman suku bangsa yang ada di Indonesia, termasuk didalamnya suku Sunda.

Ia menyesalkan pernyataan sensitif yang terlontar dari seorang anggota DPR RI yang memang dipilih oleh rakyat dalam forum terbuka dan disaksikan oleh seluruh rakyat Indonesia.

Sebelumnya anggota Komisi III DPR, Arteria Dahlan, menyayangkan sikap salah seorang Kajati yang menggunakan bahasa Sunda dalam rapat. Hal tersebut disampaikan Arteria dalam rapat kerja Komisi III DPR RI dengan Jaksa Agung (JA) ST Burhanuddin hari ini.  "Ada kritik sedikit Pak JA ada Kajati pak dalam rapat dalam raker itu ngomong pakai bahasa Sunda," kata Arteria di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (17/1).

Ia mendesak Jaksa Agung untuk mencopot Kajati tersebut. Namun ia tidak menyebut siapa Kajati yang ia dimaksud. "Ganti pak itu. Kita ini Indonesia pak. Nanti orang takut, kalau pake bahasa sunda ini orang takut, ngomong apa, sebagainya. Kami mohon yang seperti ini dilakukan tindakan tegas," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement