Kamis 20 Jan 2022 00:05 WIB

Sengaja Menginfeksi Diri dengan Omicron demi Kekebalan Alami, Pakar: Tindakan Bodoh

Omicron yang dinilai tidak terlalu mematikan membuat beberapa orang sengaja tertular.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Omicron yang dinilai tidak terlalu mematikan membuat beberapa orang sengaja tertular.
Foto: Pixabay
Omicron yang dinilai tidak terlalu mematikan membuat beberapa orang sengaja tertular.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Varian omicron masih mengganas di Amerika. Dalam 28 terakhir, ada lebih dari 15 juta kasus virus di AS, dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) memperkirakan bahwa varian Omicron menyumbang sebagian besar infeksi baru.

Berbagai studi telah mengungkap bahwa varian omicron jauh lebih menular, namun tidak terlalu mematikan. Alasan inilah yang membuat beberapa orang dengan sengaja menularkan virus omicron ke tubuhnya demi mendapat kekebalan alami. 

Baca Juga

Direktur Epidemiologi di Let's Get Checked AS, Gwen Murphy menentang tindakan tersebut. Karena menurutnya, bisa jadi virus omicron malah mengancam nyawa Anda.

"Kita tidak pernah tahu bagaimana tubuh kita merespon patogen baru. Seperti yang kita lihat setiap hari, satu orang mungkin gejalanya ringan saat terinfeksi, tapi yang lainnya bisa jadi lebih parah bahkan mengancam nyawa," kata Murphy seperti dilansir dari Well and Good, Kamis (20/1/2022).

 

Dr Jyotsna Shah, presiden dan direktur laboratorium pengujian COVID IGeneX, merinci beberapa alasan khusus mengapa tindakan menularkan varian omicron secara sengaja ke diri sendiri adalah tindakan bodoh. 

Pertama, omicron belum tentu memberi kekebalan. Para peneliti tidak menemukan bukti yang menunjukkan bahwa tertular varian Omicron akan memberi kekebalan terhadap varian di masa depan. Namun, penelitian menemukan bahwa booster Covid-19 80 persen efektif dalam melindungi individu dari infeksi parah.

"Bagi mereka yang pernah menderita infeksi, kami tidak dapat memastikan apakah mereka melaporkan kekebalan jangka panjang, dan kami pasti mencatat kasus infeksi ulang," kata Dr Shah. 

Kedua, bahkan jika Anda berisiko terkena gejala Covid-19 yang parah karena memiliki penyakit bawaan, tidak ada jaminan tubuh akan menangani virus dengan baik. Penting juga untuk diingat bahwa COVID-19 dapat menyebabkan masalah setelah periode karantina yang direkomendasikan CDC. Bagi banyak orang, virus ini mungkin memiliki konsekuensi kesehatan jangka panjang.

"Banyak dari mereka yang pulih dari infeksi Covid yang relatif ringan mungkin menderita kerusakan jangka panjang, terutama di jantung dan paru-paru mereka," kata Dr Shah. 

Banyak orang juga mengalami long covid meski sudah dinyatakan sembuh dari Covid-19. Mayo Clinic mencatat, gejala long covid yang banyak dilaporkan terdiri atas batuk, nyeri sendiri hingga gejala kesehatan mental. 

Satu hal lagi yang perlu dipikirkan sebelum gegabah menularkan omicron ke diri sendiri yaitu kesehatan orang di sekitar Anda. Bagi Anda yang mempunyai anak, atau tinggal bersama orang tua bahkan kerabat, cobalah pedulikan nyawa mereka. 

"Dengan sengaja menginfeksi diri sendiri dengan omicron sama saja dengan membiarkan keluarga dan kerabat Anda ikut tertular. Beberapa di antaranya mungkin mengalami gangguan kekebalan," kata Dr Murphy.

Murphy menjelaskan, cara terbaik untuk mencegah masalah itu adalah dengan menghindari paparan virus. Pastikan patuh akan protokol kesehatan, demi menjaga diri dan keluarga.

"Intinya jangan coba-coba menyengaja menularkan virus ke diri sendiri. Kita semua perlu mengingat dasar-dasarnya: Dapatkan vaksinasi, kenakan masker saat berada di dalam ruangan, dan jaga jarak," kata Murphy.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement