Rabu 19 Jan 2022 16:29 WIB

PTM di MAN Malang Dihentikan, Walkot: Jangan Abai Prokes

Walkot Malang sebut temuan satu atau dua kasus sebenarnya masih bisa segera diatasi.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Bilal Ramadhan
Seorang ibu lansia Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) disuntik vaksin COVID-19 saat Pencanangan Vaksinasi COVID-19 bagi peserta Prolanis JKN-KIS di Puskesmas Banjardawa, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, Jumat (27/8/2021). Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Kantor Cabang Pekalongan terus berupaya memberikan edukasi kepada warga terutama pasien komorbid Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) untuk menggunakan fasilitas layanan kesehatan melalui aplikasi JKN-KIS dengan tujuan untuk memudahkan pelayanan dan mengurangi interaksi tatap muka serta kerumunanan saat pandemi COVID-19.
Foto: ANTARA/Harviyan Perdana Putra/aww.
Seorang ibu lansia Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) disuntik vaksin COVID-19 saat Pencanangan Vaksinasi COVID-19 bagi peserta Prolanis JKN-KIS di Puskesmas Banjardawa, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, Jumat (27/8/2021). Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Kantor Cabang Pekalongan terus berupaya memberikan edukasi kepada warga terutama pasien komorbid Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) untuk menggunakan fasilitas layanan kesehatan melalui aplikasi JKN-KIS dengan tujuan untuk memudahkan pelayanan dan mengurangi interaksi tatap muka serta kerumunanan saat pandemi COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Satu siswa di salah satu MAN wilayah Kota Malang dilaporkan terpapar Covid-19. Informasi ini dibenarkan oleh Kepala MAN 2 Kota Malang, Muhammad Husnan.

"Ya, benar (terpapar Covid-19). Saat ini (kondisi yang bersangkutan) sudah membaik," kata Husnan saat dikonfirmasi Republika, Selasa (18/1).

Baca Juga

Menurut Husnan, siswa dinyatakan positif Covid-19 pada Jumat, 14 Januari 2022. Yang bersangkutan sudah melakukan isolasi mandiri sejak merasakan gejala sakit pada Selasa (11/1). Namun demikian, sehari sebelumnya yang bersangkutan masih mengikuti Pembelajaran Tatap Muka (PTM).

Mendengar laporan tersebut, pimpinan madrasah segera melakukan koordinasi dengan peserta didik pada Senin (17/1). Puskesmas dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang juga sudah dilibatkan untuk melaksanakan tracking dan swab antigen terhadap semua kontak erat. Hal ini tidak hanya ditunjukkan pada warga madrasah tapi juga di Ma'had Al Qalam.

Sesuai arahan pemerintah daerah, maka kegiatan pembelajaran di MAN 2 Kota Malang diakukan secara daring (online). Kegiatan ini mulai dilaksanakan pada Selasa (18/1) sampai batas waktu yang belum ditentukan.

Sementara itu, untuk peserta didik yang tinggal di Ma'had tetap harus mengikuti kegiatan pembelajaran secara daring dari tempat tersebut. "Dan dalam pantauan dan bimbingan langsung oleh pengasuh Ma'had," katanya.

Dengan adanya kasus ini, Husnan memastikan, pihaknya sudah melakukan protokol kesehatan (prokes) dengan sangat ketat dan baik. Kemudian juga telah mempersiapkan segala hal sebagai antisipatif melalui koordinasi dengan Puskesmas dan Dinkes Kota Malang.

Berikutnya, Husnan juga meminta orang tua/wali murid untuk memantau kegiatan anaknya di rumah agar tetap menjalankan prokes Covid-19.

Terpisah, Wali Kota Malang Sutiaji pun membenarkan adanya satu siswa di MAN 2 Kota Malang yang terpapar Covid-19. Namun dia memastikan yang bersangkutan tidak terjangkit Covid-19 varian omicron. Pihak sekolah juga telah melakukan tes usap (swab) antigen sebagai langkah antisipatif.

"Hari ini kita lakukan tracking lagi untuk seluruh karyawan dan guru, seluruh siswa, sekarang sudah dilakukan tracking. Hasilnya belum (keluar). Jadi seluruhnya (ikut tes swab antigen), ada hampir 600an yang di-swab," jelas pria berkacamata ini.

Meksipun ada temuan kasus Covid-19, Sutiaji memastikan, ini tidak akan mempengaruhi pelaksanaan PTM terbatas 100 persen di Kota Malang. Menurut dia, mitigasi merupakan langkah penting dalam menghadapi kasus tersebut, termasuk dengan menguatkan prokesnya. Terlebih, kata dia, temuan satu atau dua kasus sebenarnya masih bisa segera diatasi dengan baik.

"Kalau satu tutup, semua tutup, ya kapan ekonomi kita mau bergerak? Harus ada keberanian dengan catatan kita tidak boleh abai terhadap prokes," kata dia menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement