Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Maheza Nurmiagita

Sejarah Perang Emu di Australia.

Sejarah | Wednesday, 19 Jan 2022, 03:11 WIB

Perang Emu merupakan operasi militer yang terjadi semenjak tahun 1932. Emu ialah burung asli dari Australia. Emu tak dapat terbang , dan nomaden pindah ke wilayah yang lembab seperti pantai. Burung Emu ini termasuk golongan hewan omnivora yaitu memakan berbagai tumbuhan serta serangga serangga yang ada . Perang melawan burung emu ini terjadi , ketika para petani yang ada dinegara bagian Australia barat berjuang dengan depresi yang hebat. Sebagian besar dari mereka ini, merupakan bagian dari veteran perang dunia I , lalu sekembalinya ke Tanah air kemudian diberikanlah oleh pemerintah sebidang tanah yang pada saat itu ,dalam kondisi yang amat keras di Australia Barat. Kemudian pemerintah juga telah menjanjikan kepada mereka bantuan guna menanam gandum pada tanah yang kering. Hingga para veteran pun, lalu menyirami serta mengairi tanah kering itu supaya gandum yang ditanam dapat tumbuh, namun dari tindakan tersebut, ternyata telah menarik perhatian burung Emu .

Tak hanya itu saja, terdapat juga permasalahan lainnya yakni, burung emu tersebut menggunakan kaki mereka guna menerobos pagar yang ada diwilayah sekitar perkebunan gandum itu, hingga akhirnya menimbulkan pintu masuk untuk kelinci. Akibatnya ,Begitu banyak sekali kelinci liar yang masuk lalu memakan gandum hingga merusak bangunan , ini benar benar membawa malapetaka untuk perkebunan. Para petani pun semakin frustasi dengan bantuan dari pemerintah yang telah dijanjikan tak kunjung ditepati. Selanjutnya Delegasi petani pun langsung pergi ke ibu kota Australia, dan Canberra guna meminta persetujuan yaitu ingin membantai emu. Dan Sir George Pearce sebagai Menteri Pertahanan Austaralia kala itu, langsung memberikan persetujuan untuk membantai emu , namun dengan persyaratan bahwa perang harus dilakukan oleh militer Australia dan bukan para petani. Tak lama kemudian perlawanan melawan burung emu pun dimulai, para tentara membawa senjata lewis dan peluru.

sumber : historia.id

Dalam perang ini, digunakan strategi menggiring emu ke wilayah daerah yang begitu terkepung dan kecil. Kemudian serangan pun pada saat itu , sudah direncanakan akan terjadi dibulan Oktober. Tetapi , misi pun mengalami kemunduran hal ini dikarenakan adanya hujan yang amat deras dan lebat hingga mengakibatkan emu terpencar dan susah diserang. Selanjutnya ,mereka mencoba lagi tepatnya pada 2 November, namun lagi lagi tidak menemukan , serta tidak memperhitungkan kekuatan militer burung besar yang tak dapat terbang tersebut.

Emu sebenarnya merupakan burung yang begitu strategis, dan saat tertekan mereka pun pecah lalu menjadi kelompok kelompok yang kecil hingga melarikan diri kearah tujuan yang berbeda. Tim militer merasa sulit dalam menghabisi emu , dikarenakan senjata lewis yang berulang kali macet lalu ketika dapat beroperasi lagi , namun terbukti emu memiliki daya tahan yang kuat, apabila terkena peluru. Peluru seakan- akan langsung memantul dari tubuh emu. Bahkan meskipun emu sudah tertembak sebanyak enam kali namun masih saja dapat kabur. Sehingga tentara Australia, dalam upaya keduanya, hanya dapat membunuh sebanyak 20 emu saja. Tetapi petani petani sangat berharap agar perang harus dapat dimenangkan.

Kemudian perang berlanjut pada 13 November 1932 , Meredith beserta timnya berhasil menghabiskan sebanyak 10.000 peluru dan mereka telah membunuh kurang lebih 986 emu pada saat itu. public pun mulai menunjukkan simpati awalnya dengan berpihak kepada emu. Berdasarkan laporan dari media media yang ada pada saat itu menunjukkan bahwa emu berlarian dengan kondisi sekarat, hingga ke ranah public banyak sekali yang memproteskan akan hal itu ,dan banyak yang berasumsi bahwa hal pertempuran tersebut termasuk tindakan kekejaman kepada hewan dan pemborosan yang begitu konyol, Parlemen Austaralia pun dikala itu, segera memberikan instruksi agar tentara mundur dalam melawan emu.

Kemudian Pearce pun berusaha untuk meyakinkan parlemen bahwa mereka ini melakukan tindakan secara manusiawi dan takti untuk memusnahkan emu begitu diperlukan. Beliau pun meminta , agar diberi kesempatan guna mengalahkan emu. Tetapi ujung ujungnya, opini public pun menang , kemudian The Great Emu War diminta untuk diakhiri. Emu pun dinyatakan menang

Burung burung emu pun masih saja tetap merusak ladang gandum dinegara Australia barat , dan dua tahun selanjutnya para petani pun kembali meminta dan berharap bantuan militer dari pemerintah. Namun permintaan tersebut ditolak. Hingga diajukan lagi ditahun 1944 dan 1948 namun tetap saja ditolak, karena emu terlalu kuat untuk dihadapi. Dan akhirnya Australia mempelajari berbagai cara untuk mencegah agar kerusakan ladang gandum tidak terjadi lagi, tanpa melakukan perlawanan atau terlibat lagi dalam pertempuran melawan emu. Dari peristiwa perang melawan emu ini, sampai sekarang pun setiap tanggal 8 November tiba, warga Australia pun selalu merayakan hari tersebut, sebagai Hari Emu Nasional.

Sumber Referensi :

Johnson, Murray. (2006). “ Feathered Foes: Soldier settlers and Western Australia’s Emu War of 1932”. Journal Of Australian Studies (88), hal. 147-157.

Iswara, Aditya Jaya. (2021). Kisah Perang : The Great Emu War, ketika Australia keok Melwan Burung. Melalui https://amp.kompas.com/internasional/read/2021/08/04/084036070/kisah-perang-the-great-emu-war-ketika-australia-keok-melawan-burung. Diakses pada 17 Januari 2022, pukul 14.00.

Sitompul, Martin. (2017). Tentara Perang Lawan Burung Emu. Melalui https://historia.id/ . Diakses pada 17 Januari 2022, pukul 15.20.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image