Rabu 19 Jan 2022 02:16 WIB

UNICEF-Merck Sepakati Pemasokan 3 Juta Paket Obat Covid-19

Obat Covid-19 akan didistribusikan ke 100 negara dengan ekonomi menengah ke bawah.

Foto yang dirilis oleh perusahaan farmasi Merck & Co menunjukkan obat antiviral mereka, molnupiravir.
Foto: Merck & Co. via AP
Foto yang dirilis oleh perusahaan farmasi Merck & Co menunjukkan obat antiviral mereka, molnupiravir.

REPUBLIKA.CO.ID, BENGALURU -- Merck & Co Inc beserta perusahaan farmasi mitranya, Ridgeback Biotherapeutics pada Selasa (18/1/2022) mengatakan telah menandatangani perjanjian dengan Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) untuk penyediaan hingga tiga juta paket pil anti COVID-19. Merck akan memasok obat antiviral tersebut, molnupiravir, kepada UNICEF sepanjang semester pertama 2022.

Obat ini kemudian didistribusikan ke lebih dari 100 negara dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah, setelah ada izin penggunaan. Pil itu telah mendapat izin penggunaan dari Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan Amerika Serikat pada Desember.

Baca Juga

Obat buatan Merck tersebut juga sudah mendapat izin serupa di sejumlah negara, termasuk India, Meksiko, dan Inggris.

Banyak negara sudah menandatangani pembelian molnupiravir dengan Merck. Merck bulan ini mengatakan pihaknya memperkirakan molnupiravir akan efektif mengobati penyakit yang diakibatkan oleh varian yang sangat menular, Omicron. Varian virus corona tersebut telah menyebabkan lonjakan kasus COVID-19 dan tingkat rawat inap di seluruh dunia.

Di sisi lain, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Afrika sedang melakukan pembicaraan dengan Pfizer untuk mengamankan pasokan pil antivirus COVID-19, yang dianggap penting dalam upaya memerangi virus corona. Obat bernama Paxlovid itu hampir 90 persen efektif dalam mencegah rawat inap dan kematian, dan data menunjukkan bahwa obat itu juga efektif untuk melawan varian Omicron, kata Pfizer.

"Kami sedang berdiskusi sangat dekat dengan Pfizer untuk melihat apa yang dapat dilakukan untuk membuat obat itu tersedia dan dapat diakses di benua ini, yaitu obat Paxlovid," kata Direktur CDC Afrika John Nkengasong dalam pengarahan media secara daring, Kamis (13/1/2022).

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement