Selasa 18 Jan 2022 06:52 WIB

UEA akan Balas Serangan Houthi

UEA mengutuk dan tidak akan membiarkan serangan Houthi

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
 Pejuang Houthi bersenjata
Foto: AP/Hani Mohammed
Pejuang Houthi bersenjata

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Kelompok Houthi Yaman yang bersekutu dengan Iran menyerang Uni Emirat Arab (UEA) dengan menjalankan operasi menggunakan rudal dan pesawat tak berawak atau drone. Serangan tersebut memicu ledakan di truk bahan bakar yang menewaskan tiga orang dan menyebabkan kebakaran di dekat bandara Abu Dhabi.

"UEA mengutuk serangan teroris ini oleh milisi Houthi di daerah dan fasilitas sipil di tanah Emirat ... (Itu) tidak akan dibiarkan begitu saja," kata Kementerian Luar Negeri UEA.

Baca Juga

Kementerian Luar Negeri UEA menyatakan negaranya berhak untuk menanggapi serangan teroris dan eskalasi kriminal tersebut.  UEA merupakan anggota koalisi Arab Saudi ini telah mempersenjatai dan melatih pasukan lokal Yaman yang baru-baru ini bergabung dalam pertempuran melawan Houthi. Kedua kelompok ini bentrok di daerah penghasil energi Shabwa dan Marib Yaman.

Menurut saksi mata, aliansi yang dipimpin Saudi melakukan serangan udara di ibu kota Yaman yang dikuasai Houthi, Sanaa, menyusul serangan di UEA. Serangan itu pun setelah koalisi mencegat delapan pesawat tak berawak yang diluncurkan ke Arab Saudi pada Senin (17/1/2022).

Houthi telah sering meluncurkan rudal lintas batas dan serangan pesawat tak berawak ke Arab Saudi, tetapi telah mengklaim beberapa serangan semacam itu di UEA, sebagian besar dibantah oleh otoritas Emirat. Juru bicara militer Houthi Yahya Sarea mengatakan kelompok itu menembakkan lima rudal balistik dan sejumlah besar drone di bandara Dubai dan Abu Dhabi, kilang minyak di Musaffah, dan beberapa situs sensitif di UEA.

Serangan terhadap sekutu terkemuka Teluk Arab Amerika Serikat ini membawa perang antara kelompok Houthi dan koalisi yang dipimpin Saudi ke tingkat yang baru. Kondisi ini dapat menghambat upaya untuk menahan ketegangan regional ketika Washington dan Teheran bekerja untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir.

"Dengan para negosiator (nuklir) kehabisan waktu, risiko memburuknya iklim keamanan kawasan meningkat," kata analis utama MENA di perusahaan intelijen risiko Verisk Maplecroft Torbjorn Soltvedt.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dalam panggilan telepon dengan mitranya dari Emirat, mengutuk serangan itu. Penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan Washington akan bekerja untuk meminta pertanggungjawaban Houthi.

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres mengutuk serangan terhadap UEA dan mendesak semua pihak untuk menahan diri secara maksimal dan mencegah eskalasi. Sedangkan Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian mengatakan serangan itu mengancam stabilitas regional.

Baca juga : Pesawat Pribadi Jenderal Libya, Khalifa Haftar Terlihat di Bandara Israel

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement