Senin 17 Jan 2022 21:45 WIB

China akan Sediakan 1 Miliar Dosis Vaksin Covid-19 untuk Afrika

China pun bakal menyumbangkan 150 juta dosis vaksin kepada anggota ASEAN.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
 Presiden China Xi Jinping
Foto: AP/Andy Wong
Presiden China Xi Jinping

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING – Presiden China, Xi Jinping mengatakan, pemerintahannya akan menyediakan 1 miliar dosis vaksin Covid-19 bagi negara-negara Afrika. Beijing pun bakal menyumbangkan 150 juta dosis vaksin kepada anggota ASEAN.

“Kerja sama adalah satu-satunya cara yang tepat (untuk mengalahkan pandemi),” kata Xi dalam pidatonya di sesi virtual Forum Ekonomi Dunia 2022, dikutip laman China Global Television Network, Senin (17/1/2022).

Xi pun menyerukan agar negara-negara tidak saling menyalahkan terkait pandemi. “Hal itu hanya akan menyebabkan penundaan yang tak perlu dalam tanggapan dan mengalihkan kita dari tujuan keseluruhan,” ujarnya.

Sejak awal pandemi, China sudah menyumbang hampir 200 juta dosis vaksin untuk negara-negara Afrika. Tingkat vaksinasi Covid-19 di Afrika masih rendah dibandingkan negara-negara lain di dunia. Banyak negara di benua tersebut masih bergantung pada bantuan asing untuk melakukan vaksinasi. Hal itu karena minimnya fasilitas produksi lokal dan mahalnya biaya pembelian vaksin dalam skala besar.

Pada September tahun lalu, Uni Afrika menuding produsen vaksin Covid-19 tak memberi kesempatan adil bagi negara-negara Afrika untuk membeli produk mereka. Kala itu Uni Afrika mendesak negara-negara produsen, khususnya India, mencabut pembatasan ekspor vaksin dan komponennya.

Dari 8 miliar dosis vaksin Covid-19 yang telah diberikan di seluruh dunia tahun lalu, hanya tiga persen disalurkan ke Afrika. Utusan Khusus Uni Afrika untuk Covid-19 Strive Masiyiwa menekankan, Uni Afrika memiliki target untuk memvaksinasi 60 persen populasinya.

Mereka dan para mitranya berharap membeli separuh dari jumlah dosis yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut. Sementara sisanya diharapkan dapat diperoleh dari sumbangan Covax yang didukung WHO dan Gavi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement