Senin 17 Jan 2022 19:25 WIB

160 Juta Orang Jatuh ke Jurang Kemiskinan

Oxfam mendesak reformasi pajak terhadap orang kaya untuk vaksin, perawatan kesehatan.

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
person holding fan of U.S. dollars banknote. (Unsplash/Sharon Mccutcheo)
person holding fan of U.S. dollars banknote. (Unsplash/Sharon Mccutcheo)

Kekayaan 10 orang terkaya di dunia naik hingga dua kali lipat selama pandemi Covid-19, berdasarkan data yang dihimpun  yayasan Oxfam, dalam laporan terbarunya. Sayangnya, hal ini berbanding terbalik dengan kemiskinan yang juga semakin ekstrem.

Melansir The Straits Times di Jakarta, Senin (17/1/2022) kekayaan 10 orang terkaya dunia ini naik dari 700 miliar dolar AS menjadi 1,5 triliun dolar AS. Dengan demikiran, mereka bisa mendapatkan sekitar 1,3 miliar dolar As per harinya.

Penghitungan yang dilakukan Oxfam berdasarkan pada data Forbes dalam "2021 Billionaires List" bulan Desember 2021 lalu.

Baca Juga: Energi Bersih Diganderungi Miliarder, Orang Terkaya Asia Mukesh Ambani Rela Rogoh Kocek Rp1.086 T!

Adapun 10 orang terkaya di dunia yang semakin kaya raya adalah Elon Musk, Jeff Bezos, Larry Page, Sergey Brin, Mark Zuckerberg, Bill Gates, Steve Jobs, Larry Ellison, Warren Buffet, dan Bernard Arnault.

Dalam laporan tersebut, Oxfam juga turut menyatakan, kekayaan 10 orang terkaya dunia itu melonjak lebih banyak selama pandemi Covid-19 daripada 14 tahun sebelumnya.

"Ini kekerasan ekonomi. Ketidaksetaraan berkontribusi pada kematian 21 ribu orang setiap hari karena kurangnya akses ke perawatan kesehatan, kekerasan berbasis gender, kelaparan dan perubahan iklim," ujar Oxfam.

Dengan demikian, Oxfam mendesak adanya reformasi pajak terhadap orang kaya untuk vaksin, perawatan kesehatan, adaptasi iklim dan pengurangan kekerasan berbasis gender.

Untuk diketahui, sebanyak 160 juta orang terjun ke dalam lingkaran kemiskinan sejak pandemi melanda dunia pada 2020. Oxfam juga melaporkan, kelompok etnis kulit berwarna dan wanita tengah menanggung beban ekonomi yang lebih berat dan ketidaksetaraan yang buruk.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement