Senin 17 Jan 2022 15:12 WIB

Potensi Zakat Masih Besar, Baznas Diminta Buat Terobosan

Baznas diminta manfaatkan teknologi untuk memudahkan pengumpulan zakat, infak, wakaf.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Friska Yolandha
Ketua Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI KH. Noor Achmad memberikan pengahargaan kepada Wakil Pemimpin Redaksi Republika Nur Hasan Murtiaji dalam acara Baznas Award 2022 di Jakarta, Senin (17/1/2022). Republika mendapatkan pengargaan Baznas Award 2022 Ketegori Media Pendukung Gerakan Zakat Indonesia pada Media Cetak.Prayogi/Republika
Foto: Prayogi/Republika.
Ketua Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI KH. Noor Achmad memberikan pengahargaan kepada Wakil Pemimpin Redaksi Republika Nur Hasan Murtiaji dalam acara Baznas Award 2022 di Jakarta, Senin (17/1/2022). Republika mendapatkan pengargaan Baznas Award 2022 Ketegori Media Pendukung Gerakan Zakat Indonesia pada Media Cetak.Prayogi/Republika

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meyakini, sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia masih memiliki potensi zakat yang sangat besar dan masih belum tergali. Karena itu, Jokowi meminta Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) melakukan lebih banyak terobosan dan mengembangkan berbagai cara baru untuk menarik minat masyarakat dalam berzakat.

“Ciptakan berbagai inovasi dan pelayanan dengan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi, mempercepat digitalisasi sehingga layanan zakat semakin cepat dan semakin mudah,” kata Jokowi dalam sambutannya di acara Baznas Award 2022, Senin (17/1/2022).

Baca Juga

Selain itu, Presiden juga meminta agar Baznas membangun tata kelola yang semakin terbuka, transparan, professional, serta akuntabel. Ia meyakini, dengan adaptasi teknologi yang cepat dan pembangunan budaya kerja yang profesional, Baznas akan tumbuh semakin maju dan modern serta menjadi institusi yang terpercaya dalam pengumpulan zakat.

Jokowi berharap, Baznas bisa menjadi motor utama dalam mensejahterakan umat. Namun, ia mengingatkan agar penyaluran zakat dilakukan tepat sasaran sehingga memberikan dampak signifikan bagi peningkatan kesejahteraan umat, peningkatan aktivitas ekonomi, serta membantu mengatasi berbagai masalah sosial, dan mengentaskan masalah kemiskinan.

Dalam tujuh tahun terakhir ini, Jokowi menyampaikan pemerintah fokus untuk mengurangi pengangguran dan membuka lapangan kerja baru sebanyak-banyaknya. Hal ini dinilai akan berdampak signifikan dalam menekan angka ketimpangan sosial serta menurunkan angka kemiskinan ekstrem yang saat ini berada di kisaran 4 persen atau 10,4 juta.

Ia menargetkan, angka kemiskinan ekstrem ini akan turun hingga nol persen pada 2024 nanti. Karena itu, Jokowi berharap Baznas mampu menciptakan program zakat yang relevan sesuai kebutuhan penguatan ekonomi umat.

“Ikut berperan untuk mendorong pengembangan UMKM, memberikan pendampingan dan layanan untuk mendorong tumbuhnya usaha-usaha produktif sehingga UMKM bisa naik kelas, yang mikro dan kecil bisa berkembang menjadi menengah, yang menengah bisa tumbuh menjadi besar,” jelas dia.

Di masa pandemi ini, lanjut Jokowi, Baznas juga diharapkan mampu membantu umat dalam menghadapi situasi yang sulit, memperkuat solidaritas antar sesama, serta mengajak umat untuk bangkit kembali menjadi kekuatan ekonomi baru yang makin produktif dan berdaya saing.

Presiden pun menyampaikan apresiasinya kepada Baznas yang terus mengajak dan memfasilitasi masyarakat untuk terus berzakat dan membangkitkan kesadaran masyarakat untuk berbagai rezeki dan kebahagiaan kepada masyarakat yang membutuhkan.

“Meningkatkan kepedulian sosial dan solidaritas masyarakat dengan saling berbagi dan peduli, serta memperkuat ekonomi umat,” tambah Jokowi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement