Senin 17 Jan 2022 08:37 WIB

Jakarta Jadi Medan Perang, Ini Cara Terbaik untuk tidak Tertular Omicron

Omicron lebih cepat menular dibandingkan varian delta.

Rep: Dessy Suciati Saputri, Shelbi Asrianti / Red: Reiny Dwinanda
Karyawan perkantoran di kawasan bisnis di Jakarta, Jumat, 14 Januari 2022. Pemerintah menyebut DKI Jakarta sebagai medan perang pertama melawan varian omicron.
Foto: EPA-EFE/MAST IRHAM
Karyawan perkantoran di kawasan bisnis di Jakarta, Jumat, 14 Januari 2022. Pemerintah menyebut DKI Jakarta sebagai medan perang pertama melawan varian omicron.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- DKI Jakarta telah menjadi episentrum transmisi lokal varian omicron di Indonesia. Dari 748 kasus hingga Sabtu (15/1/2022), sebanyak 155 di antaranya merupakan kasus transmisi lokal.

"Jadi kita memang harus mempersiapkan khusus DKI Jakarta sebagai medan perang pertama menghadapi omicron itu," jelas Menkes saat konferensi pers usai mengikuti rapat terbatas evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat, Ahad (16/1/2022).

Baca Juga

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan, hampir seluruh masyarakat dunia kini dihadapkan pada tantangan munculnya varian omicron yang lebih cepat menular dibandingkan varian delta. Infeksi yang cenderung tidak bergejala dan menyebabkan gejala ringan pada penderita Covid-19 juga menjadi hal yang harus diwaspadai.

"Kita tahu infeksinya cenderung tidak bergejala dan gejalanya sangat ringan, seperti batuk, pilek yang akan bisa hilang dengan sendirinya," kata Nadia dalam webinar bertema "Indonesian Congress Symposium on Combating Covid-19 Pandemic without Boundaries" di Jakarta, Ahad (16/1/2022).

 

Nadia mengimbau masyarakat untuk tetap terus melakukan protokol kesehatan karena kecepatan penularan dan pembawa virus penyebab Covid-19 cenderung tidak memiliki gejala. Kemenkes juga mendorong pemerintah daerah untuk melakukan penguatan pengujian dan pelacakan kontak untuk segera melokalisasi potensi-potensi terjadinya kluster ataupun lonjakan kasus Covid-19.

Selain itu, Nadia mengatakan, kegiatan pengurutan genom menyeluruh (whole genom sequencing) terus diperkuat dan dilakukan untuk melacak keberadaan berbagai varian virus penyebab Covid-19 dan melokalisasi secara cepat bila terjadi kasus omicron.

Bagaimana supaya tidak tertular?

Dokter spesialis gawat darurat, Luke Palmisano, menyarankan untuk membatasi makan di luar. Mendukung bisnis dan restoran lokal penting, tetapi untuk berjaga-jaga lebih baik menggunakan jasa pesan antar atau membungkus makanan.

photo
Infografis Gejala Omicron Muncul Setelah 48 Jam - (republika.co.id)

Apabila tetap ingin menyantap makanan di restoran, pilih tempat makan di luar ruangan atau saat restoran tidak dalam jam sibuk. Ketika bertandang ke suatu restoran dan tampak ramai, sebaiknya jadwalkan di waktu yang lain.

"Makan di luar bersama teman adalah sesuatu yang perlu dilakukan untuk menyehatkan jiwa, tapi untuk sementara coba batasi sebisa mungkin," kata Associate Medical Director di Emergency Department Dignity Health California Hospital itu.

Baca juga : Begini Cara Kerja Booster Melawan Varian Omicron

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement