Ahad 16 Jan 2022 18:02 WIB

Beijing Laporkan Kasus Pertama Covid-19 Omicron, Warga Antre Tes

Omicron telah terdeteksi di lima wilayah di China

Red: Nur Aini
 Warga yang mengenakan masker melewati dekorasi Tahun Baru Imlek di sepanjang jalan gang di Beijing, China, Selasa, 11 Januari 2022. Ibu kota China dalam siaga tinggi menjelang Olimpiade Musim Dingin karena China mengunci kota ketiga di tempat lain untuk COVID-19 wabah.
Foto: AP/Ng Han Guan
Warga yang mengenakan masker melewati dekorasi Tahun Baru Imlek di sepanjang jalan gang di Beijing, China, Selasa, 11 Januari 2022. Ibu kota China dalam siaga tinggi menjelang Olimpiade Musim Dingin karena China mengunci kota ketiga di tempat lain untuk COVID-19 wabah.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China pada Ahad (16/1/2022) melaporkan 65 kasus penularan lokal Covid-19 untuk 15 Januari, termasuk kasus pertama varian Omicron di Beijing, hanya beberapa pekan sebelum Olimpiade Musim Dingin dibuka pada 4 Februari dan liburan Tahun Baru Imlek.

Angka itu turun dari 104 kasus sehari sebelumnya karena wabah di kota Xian di barat laut mereda setelah lockdown ketat. Namun, varian Omicron yang sangat menular telah terdeteksi di sedikitnya lima provinsi dan kotamadya, yang mendorong kota-kota menerapkan pembatasan untuk menghentikan penyebaran virus dan mengancam pertumbuhan ekonomi.

Baca Juga

Pada Sabtu, ibu kota Beijing melaporkan kasus pertama varian Omicron pada seseorang yang telah mengunjungi beberapa mal dan restoran dalam 14 hari terakhir. Orang tersebut belum meninggalkan kota sejak awal tahun. China belum melaporkan berapa banyak kasus Omicron yang sudah terdeteksi di negara itu.

Sekitar 13.000 orang telah menjalani tes Covid-19 di distrik Haidian, tempat kasus tersebut ditemukan, namun belum ada hasil yang menunjukkan positif, menurut Beijing Daily, koran pemerintah, mengutip data resmi pada Ahad. Tetapi, sejumlah tempat-tempat ibadat di kota itu sudah ditutup bagi pengunjung sebagai tindakan kewaspadaan.

Kuil Lama, biara Buddha masyarakat Tibet di Beijing, mengatakan pada Ahad, mereka tutup hingga waktu yang belum ditentukan akibat wabah Covid-19 dan langkah pengendalian.

"Terlalu dini untuk menyimpulkan bahwa Omicron akan mengganggu upaya China untuk menekan Covid," kata Mark Williams, ekonom senior di Capital Economics, Jumat.

"Tapi jelas kemunculan varian yang lebih menular itu memerlukan lebih banyak intervensi ... Dan kerugian ekonomi dari kewaspadaan ini terus meningkat."

Beberapa warga Beijing, yang khawatir terjebak di kota itu jelang liburan Tahun Baru Imlek, bergegas pulang lebih cepat ke kampung halamannya.

"Mengkhawatirkan, sumber infeksi di Beijing masih belum jelas," kata Shelly Fong, yang memutuskan mudik ke tempat asalnya di provinsi Liaoning pada Senin.

"Jika ada wabah di Beijing, saya tak akan bisa pulang kampung," katanya.

"Bagaimana jika tak ada penerbangan? Bagaimana jika ada lockdown di Beijing? Ini adalah kemungkinan yang nyata."

Di luar Rumah Sakit Friendship di Beijing pada Ahad, antrean untuk mendapatkan tes Covid-19 membuat orang-orang menunggu berjam-jam dalam cuaca dingin. China daratan melaporkan 119 kasus baru Covid-19 terkonfirmasi untuk 15 Januari, turun dari 165 sehari sebelumnya, menurut Komisi Kesehatan Nasional (NHC).

Baca: Ukraina Jadi Sasaran Peretas, NATO Gandeng untuk Pertahanan Siber

Kasus baru penularan lokal dilaporkan di Tianjin, Henan, Beijing, Guangdong dan Shaanxi, kata NHC. Tidak ada kematian baru yang dilaporkan, sehingga angka kematian masih berada di angka 4.636. Hingga 15 Januari, China daratan telah mencatat 104.864 kasus terkonfirmasi.

Baca: Korea Selatan Longgarkan Pembatasan Covid-19

Baca: Gunung Bawah Laut Tonga Meletus, Jepang Hingga Kanada Terbitkan Peringatan Tsunami

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement