Jumat 14 Jan 2022 22:29 WIB

Ridwan Kamil Tegaskan Operasi Pasar Minyak Goreng demi Tekan Tingginya Harga

Harga minyak goreng di Jabar dilaporkan sempat menembus Rp 40 ribu per liter.

Sejumlah warga antre membeli minyak goreng kemasan saat operasi pasar murah minyak goreng di halaman Dinas Perindustriaan dan Perdagangan, Karawang, Jawa Barat, Kamis (13/1/2022). Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah menyediakan 1,2 miliar liter minyak goreng untuk masyarakat dengan harga Rp14 ribu per liter di tingkat konsumen yang berlaku di seluruh Indonesia selama enam bulan ke depan.
Foto: Antara/M Ibnu Chazar
Sejumlah warga antre membeli minyak goreng kemasan saat operasi pasar murah minyak goreng di halaman Dinas Perindustriaan dan Perdagangan, Karawang, Jawa Barat, Kamis (13/1/2022). Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah menyediakan 1,2 miliar liter minyak goreng untuk masyarakat dengan harga Rp14 ribu per liter di tingkat konsumen yang berlaku di seluruh Indonesia selama enam bulan ke depan.

REPUBLIKA.CO.ID, PUWAKARTA -- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menegaskan operasi pasar murah minyak goreng digelar di sejumlah kabupaten/kota di wilayah Jabar bertujuan untuk menekan tingginya harga minyak goreng di pasaran. Harga minyak goreng di Jabar dilaporkan sempat menembus Rp 40 ribu per liter.

"Operasi pasar minyak goreng ini sudah dimulai sejak 10 Januari lalu dikarenakan harga minyak goreng di Jawa Barat saat ini masih tinggi," kata gubernur disela meninjau operasi pasar murah di Purwakarta, Jumat (14/1/2022).

Baca Juga

Operasi pasar minyak goreng akan terus digencarkan di 27 kabupaten/kota di Jawa Barat dengan cara yang lebih efektif dan tepat sasaran. Menurut dia, operasi pasar murah menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk menstabilkan harga minyak di pasaran.

Sebelumnya dilaporkan kalau di beberapa daerah wilayah Jabar, harga minyak goreng menembus Rp 40 ribu per liter. Padahal harga normalnya Rp 28 ribu per liter.

Atas hal tersebut, Pemprov Jabar menggelar operasi pasar murah, dengan harga Rp 14 ribu per liter. Namun di operasi pasar murah, ada pembatasan pembelian. Masyarakat dibatasi maksimal membeli dua liter minyak goreng.

"Operasi pasar minyak goreng ini sudah dimulai sejak 10 Januari lalu dikarenakan harga minyak goreng di Jawa Barat saat ini masih tinggi sehingga perlu diintervensi melalui operasi pasar," kata gubernur.

Di Taman Dewi Sartika, Kota Bandung, Kamis (13/1/2022), puluhan warga mengantre di tenda penjualan minyak goreng murah seharga Rp 14 ribu per lite. Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Jabar dan Kota Bandung menggelar operasi pasar minyak goreng di tengah harga minyak goreng yang mahal.

Salah seorang warga, Dewi asal Jalan Cagak Kota Bandung sengaja datang ke Taman Dewi Sartika untuk membeli minyak goreng murah dengan harga Rp 14 ribu. Ia membeli 2 liter minyak goreng.

"Lumayan ada operasi minyak goreng murah. Harga (minyak) lagi mahal sekarang," ujarnya usai membeli dua liter minyak goreng, Kamis (13/1).

Dewi merasa terbantu dengan adanya penjualan minyak goreng murah sebab harga minyak goreng di pasar sangat tinggi. Ia berharap harga minyak goreng cepat turun agar tidak membebani masyarakat.

Salah seorang warga lain Citra asal Cibeunying Kidul berharap harga minyak goreng cepat turun dan tidak hanya sebatas wacana. Ia mengaku merasa terbantu dengan adanya kegiatan operasi pasar murah ini.

"Mudah-mudahan cepat turun jangan wacana. Di pasar, minyak tinggi Rp 23 ribu seliter, disini 14 ribu. Saya yang jualan seenggaknya ada keuntungan gak mencekik," katanya.

Ia mengatakan kenaikan harga minyak goreng mulai terasa beberapa bulan lalu. Bahkan ia sempat tidak berjualan karena lebih banyak rugi. "Harga dinaikkin pembeli kabur," katanya yang sehari-hari berjualan makanan ringan.

Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor juga menggelar operasi pasar murah minyak goreng pada pekan ini mulai Rabu (12/1) hingga Jumat (14/1) mendatang. Operasi pasar ini dilakukan untuk membantu masyarakat agar bisa membeli minyak goreng dengan harga terjangkau dan menekan harga.

 

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor sekaligus Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah Kota Bogor (TPID), Syarifah Sofiah menjelaskan, OPM Minyak Goreng di Kota Bogor merupakan tugas TPID Kota Bogor. Didasari perintah Presiden Joko Widodo melalui kementerian, terkait gejolak mahal dan kelangkaan minyak goreng di masyarakat.

 

“Kelangkaan minyak goreng sudah ramai, termasuk di rumah saya, harganya sempat  mencapai Rp 20 ribuan dari harga awal Rp 14 ribu. Semoga dengan intervensi dalam bentuk OPM ini, setidaknya harga bisa dikendalikan dan segera kembali ke harga awal,” kata Syarifah, Rabu (12/1).

 

Syarifah mengatakan, mahal dan langkanya minyak goreng terjad karena terganggunya pasar dan kebutuhan minyak goreng di dalam negeri akibat pengaruh ekspor. Di mana kebutuhan terhadap produksi minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) bertambah sehingga banyak terserap. Di Jawa Barat sendiri ada 11 kota yang menjadi penyumbang inflasi terbesar. 

 

“Semoha kelangkaan dan kenaikan harga komoditas segera kembali normal, tidak hanya minyak goreng tetapi juga komoditas lainnya sehingga tetap tersedia dan harganya terjangkau,” tuturnya.

 

Kepala Dinas Perdagangan, Industri dan KUKM (DinKUKMDagin) Kota Bogor, Ganjar Gunawan  menambahkan, dalam pekan ini akan dilaksanakan OPM Minyak Goreng sebanyak tigakali. 

 

 

“Dalam pelaksanaannya nanti melibatkan beberapa produsen minyak goreng yang menjadi mitra Kementerian Perdagangan dan Disperindag Provinsi Jawa Barat,” kata Ganjar.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement