Jumat 14 Jan 2022 13:41 WIB

Survei BI Perkirakan Kegiatan Usaha Meningkat pada Kuartal I 2022

Peningkatan ini bersumber dari beberapa sektor utama yang mencatat kinerja positif.

Wirausahawan (Ilustrasi)
Foto: Inspiremymagazine.com
Wirausahawan (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) memperkirakan kegiatan usaha akan meningkat pada kuartal I 2022, yang tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 9,39 persen, meningkat dari 7,1 persen dari kuartal sebelumnya. Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan resminya di Jakarta, Jumat (14/1/2022), mengatakan peningkatan tersebut bersumber dari beberapa sektor utama yang mencatat kinerja positif, terutama sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan.

Hal tersebut sejalan dengan periode panen raya tanaman bahan makanan, serta sektor industri pengolahan seiring dengan perkiraan meningkatnya permintaan. Sementara itu SKDU mengindikasikan kegiatan dunia usaha pada kuartal IV 2021 tumbuh positif, hal ini tercermin dari nilai SBT sebesar 7,1 persen, sedikit lebih rendah dari SBT sebesar 7,58 persen pada kuartal III 2021, namun meningkat dibandingkan dengan SBT sebesar minus 3,9 persen pada kuartal IV 2020.

Erwin menjelaskan peningkatan kinerja usaha terindikasi pada sektor industri pengolahan, perdagangan, hotel dan restoran dan pengangkutan, serta komunikasi, yang didorong oleh meningkatnya permintaan seiring pelonggaran kebijakan pembatasan mobilitas di berbagai daerah, serta perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan libur akhir tahun. 

Sejalan dengan perkembangan kegiatan usaha, kapasitas produksi terpakai kuartal IV 2021 tercatat sebesar 72,6 persen, sedikit lebih rendah dari 73,3 persen pada kuartal sebelumnya, namun lebih tinggi dibandingkan dengan 71,96 persen pada kuartal IV 2020. Penggunaan tenaga kerja diindikasikan membaik meski masih dalam fase kontraksi.

Sementara itu kondisi keuangan dunia usaha terindikasi membaik dibandingkan dengan kondisi pada periode sebelumnya, baik dari aspek likuiditas maupun rentabilitas, didukung oleh akses pembiayaan yang lebih mudah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement