Jumat 14 Jan 2022 11:44 WIB

'DAP & Rohaniwan Sejalan Terkait Pendekatan Soft Approach Papua'

Proses rekonsiliasi tak berhenti pada ganti-mengganti, tapi menciptakan persatuan.

Ketua DAP versi Musyawarah Luar Biasa Dominikus Sorabut mengatakan, DAP melihat adanya urgensi untuk mengambil langkah soft approach dalam bentuk melakukan proses perdamaian dan rekonsilasi yang melibatkan dua suku Nduga dan suku Lanny yang sedang berperang.
Foto: Istimewa
Ketua DAP versi Musyawarah Luar Biasa Dominikus Sorabut mengatakan, DAP melihat adanya urgensi untuk mengambil langkah soft approach dalam bentuk melakukan proses perdamaian dan rekonsilasi yang melibatkan dua suku Nduga dan suku Lanny yang sedang berperang.

REPUBLIKA.CO.ID, WAMENA -- Dewan Adat Papua (DAP) memberikan himbauan kepada masyarakat Papua untuk mengedepankan pendekatan yang bersifat soft approach seperti resolusi konflik di dalam menyelesaikan konflik yang terjadi. Hal tersebut mereka sampaikan saat menanggapi pertikaian antar warga di Wamena. 

Ketua DAP versi Musyawarah Luar Biasa Dominikus Sorabut mengatakan, DAP melihat adanya urgensi untuk mengambil langkah soft approach dalam bentuk melakukan proses perdamaian dan rekonsilasi yang melibatkan dua suku Nduga dan suku Lanny yang sedang berperang. 

Dikatakan Dominikus, proses rekonsiliasi tidak berhenti pada bayar membayar dan ganti-mengganti kerugian. Namun, kata dia, yang lebih penting adalah rekonsilasi persatuan untuk menciptakan Wamena sebagai rumah kita bersama.

“Konflik yang baru terjadi ini menjadi pelajaran penting untuk kita semua, menciptakaan kehidupan dan kebersamaan yang permanen. Bukan temporer sebagai batu loncatan kepentingan sosial budaya dan ekonomi politik. Sebab dari pengalaman, kita hidup setelah menerima peradaban modern di Wamena”, ujar Dominikus dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Jumat (14/1/2022).

Sebelumnya, sejalan dengan sikap DAP, sebanyak 194 Pastor Katolik di Tanah Papua mengirim seruan perdamaian pada Kamis (11/11) 2021. Para Rohaniawan Katholik tersebut mendorong pemerintah Indonesia agar melakukan pendekatan yang juga bersifat soft approach dalam wujud “membuka ruang dialog” dengan masyarakat Papua. Para Rohaniawan berharap, agar TNI/POLRI maupun TPN-OPM agar segera mengadakan gencatan senjata atau jeda kemanusiaan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement