Kamis 13 Jan 2022 23:57 WIB

KADIN dan Sejumlah Serikat Buruh Sepakat Bentuk Kelompok Kerja

KADIN dan serikat buruh juga sepakat menyusun peta jalan bagi peningkatan ekonomi RI

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid (kedua kanan) memberikan keterangan disaksikan Presiden KSPI Said Iqbal (kiri), Presiden DEN KSBSI Elly Rosita Silaban (kedua kiri) dan Presiden KSPSI Andi Gani Nuwawea (kanan) usai pertemuan di Jakarta, Kamis (13/1/2022). Pertemuan antara Kadin Indonesia dan perwakilan organisasi buruh tersebut bertujuan untuk memberikan perlindungan, pembelaan hak dan kepentingan serta meningkatkan kesejahteraan yang layak bagi pekerja buruh dan keluarganya.
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid (kedua kanan) memberikan keterangan disaksikan Presiden KSPI Said Iqbal (kiri), Presiden DEN KSBSI Elly Rosita Silaban (kedua kiri) dan Presiden KSPSI Andi Gani Nuwawea (kanan) usai pertemuan di Jakarta, Kamis (13/1/2022). Pertemuan antara Kadin Indonesia dan perwakilan organisasi buruh tersebut bertujuan untuk memberikan perlindungan, pembelaan hak dan kepentingan serta meningkatkan kesejahteraan yang layak bagi pekerja buruh dan keluarganya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia dan Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), serta Konfederasi Seluruh Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI) sepakat membentuk suatu kelompok kerja.

KADIN dan serikat buruh juga sepakat menyusun peta jalan yang ramah terhadap pengusaha serta buruh yang dapat berujung pada peningkatkan kesejahteraan semua pihak dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"KADIN Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan buruh. Tujuannya antara lain adalah meningkatkan produktivitas, serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu komunikasi antara KADIN Indonesia bersama serikat pekerja penting untuk dilakukan," ujar Ketua Umum KADIN Indonesia, Arsjad Rasjid, usai kegiatan dialog tersebut di Jakarta, Kamis (14/01).

Arsjad mengatakan, komunikasi antara KADIN Indonesia dengan buruh, yang merupakan salah satu tulang punggung perekonomian negeri ini, penting untuk dilakukan. Dialog antara kelompok pengusaha dengan kelompok buruh tersebut dilaksanakan dengan tujuan antara lain meningkatkan produktivitas, yang mana pada akhirnya akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia.

 

Hasil dialog kemudian dijadikan dasar untuk membuat kelompok kerja antara KADIN Indonesia beserta serikat pekerja. Pembentukan kelompok kerja itu dikuatkan melalui nota kesepahaman. Arsjad mengungkapkan, kelompok kerja tersebut dibentuk dengan tujuan untuk merumuskan dan mengimplementasikan program-program kerja demi meningkatkan kesejahteraan serta tingkat perekonomian buruh dan pekerja.

Pada nota kesepahaman yang dibuat, disepakati antara lain program pelatihan tingkat nasional. Program tersebut meliputi pelatihan, pemagangan, dan sertifikasi yang dilakukan secara bersama antara lembaga pelatihan, lembaga sertifikasi, dan industri. Selain itu, juga disepakati program penyediaan kawasan perumahan yang lengkap dengan fasilitas kesehatan serta pendidikan bagi buruh dan pekerja di kawasan industri.

Kelompok kerja tersebut dikukuhkan setelah dialog dan diskusi dilangsungkan. Dialog tersebut melibatkan antara KADIN Indonesia, yang diwakili oleh ketua umumnya, serta perwakilan serikat buruh, yang diwakili Presiden KSPSI, Andi Gani Nuwa Wea; Presiden KSPI, Said Iqbal; serta Presiden KSBSI, Elly Rosita Silaban.

Pada kesempatan yang sama, Andi Gani mengatakan, permasalahan-permasalahan ketenagakerjaan, tidak hanya bisa diselesaikan melalui unjuk rasa. Andi Gani mengatakan, dialog antara pengusaha beserta buruh juga penting dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan buruh yang ada.

"Isu-isu ketenagakerjaan tidak hanya kita selesaikan dengan unjuk rasa besar-besaran. Tapi itu jadi jalan upaya terakhir, ketika saluran komunikasi sudah tersumbat, langkah unjuk rasa kita ambil," tutur Andi Gani.

Kemudian, Said Iqbal mengatakan, rencana pemerintah untuk menjadikan ekonomi bangsa Indonesia terbesar nomor 5 pada tahun 2045 bisa tercapai melalui kerja sama antara KADIN Indonesia dan serikat buruh. Said Iqbal menilai, pertumbuhan ekonomi tidak mungkin bisa meningkat tanpa pendistribusian kekayaan dan tanpa peningkatan kesejahteraan buruh.

"Tidak akan pernah mungkin ekonomi jadi besar dalam sebuah negara, tanpa diimbangi kesejahteraan, redistribusi kekayaan. Kalau kita bicara sejahtera, bagaimana ekonomi tumbuh, harus ada faktor penting, yaitu buruh," kata dia.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia Bidang Ketenagakerjaan, Adi Mahfudz, menambahkan, KADIN Indonesia berharap kerja sama dengan serikat buruh dapat berjalan dengan baik. Menurut Adi, setiap bulan dan setiap satu semester ke depan akan digelar pertemuan untuk membahas perkembangan kerja sama yang sudah terjalin.

"Mudah-mudahan setiap satu bulan sekali, dan satu semester sekali, kita bertemu membicarakan misi kita bersama," ujar Adi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement